Wednesday, April 29, 2009

Test Darah for Down Sindrome

Pengambilan darah ke tiga kalinya harus kulakukan hari ini. Dan kali ini sebagai salah satu prosedur pendeteksian sedini mungkin gejala Down Sindrome. Pengambilan darah ini harus dilakukan setelah tanggal 25 April 2009 kata Dr Gillian Douglas....yaitu ketika usia kandungan memasuki usia 15-16 minggu.

Kami memutuskan ke Flinder sekitar jam 3-an aja sepulang Mas kerja. Sekalian biar nggak lama jedah waktunya buat jemput Nadia dari sekolah. Jadi emang tepat....begitu nyampe di sana tinggal serahin surat dokternya (kalau cuma ambil darah nggak perlu bikin appoitment dulu), trus nunggu sebentar dan dokter-nya langsung datang.

Karena sudah bolak-balik ambil darah, kupikir nggak akan terasa sakit seperti biasanya....eh hari ini entah kenapa begitu diinjeksi terasa ada yang nyelekit dikit. Diambil satu tabung kecil dan selesai. Langsung Jemput Nadia dan pulang....uh nyamannya kalau bisa selonjor lagi dia atas kasur....:-D.

Hari ini Morning Sick-nya terasa berat...entah kenapa setiap tersetuh air hangat di pagi hari....langsung deh huek...huek...dan itu hanya berlaku selama aku stay di rumah. Anehnya selama 2 hari di KI aku sama sekali nggak mengalami hal ini....lagi happy kali ya diajak jalan-jalan....:-D

Suapan Yang Ingin Kau Ingat

Hari ini menjadi hari pertama Nadia bersekolah di Term 2 ini, setelah kemarin pagi-pagi dia sudah cari alasan buat nggak masuk.....dia bilang "I think I'm sick Mom, don't you think my body is warm". Kuraba kepala dan lehernya...memang agak hangat. Tetapi biasanya sehangat apapun, dia nggak pingin nggak masuk kelas....kali ini pasti karena dia capek sekali setelah perjalanan non-stop 3 hari di Kangaroo Island. Aku sendiri aja juga merasa kecapean.....apalagi dia yang masih kecil. Jadi kami nggak memaksa dia untuk masuk sekolah, tetapi dengan syarat dia nggak boleh turun dari tempat tidur....alias harus benar-benar istirahat. Nurut juga...Alhamdulillah.

Pagi hari ini aku mencoba untuk lebih bersabar padanya yang memang sering super lelet menurut-ku. Bangun tidur dengan sambutan sebuah senyuman dan ucapan "Assalamualaikum Cinta" membuat dia menjadi lebih bersemangat dan memutuskan untuk mandi padahal biasanya duh malas banget....dan aku sendiri sebenarnya nggak berharap dia mau mandi dengan ikhlas wong udaranya dingin banget.....Alhamdulillah

Selesai berdandan dan menyiapkan tas sekolah beserta sharing thing-nya...dia segera makan pagi dengan ayam goreng. Sementara itu bapaknya sudah menyiapkan bekal makan siang berupa setangkap roti selai coklat. Sambil makan dia mulai bercerita tentang keinginan-nya untuk sharing cerita plus Treasur thing yang dia hasilkan selama liburan diKI...ehmmm...anak ini emang selalu pingin cerita...mungkin itulah yang mendorongnya pingin jadi guru....biar bisa puas ngomong di depan kelas.....tapi guru sekarang khan cuma fasilitator......eh mungkin dia mau jadi motivator....:-D.

Saat kami jemput dia dari sekolah dia masih asyik main di Play Ground sambil mencoba berdiri di atas titian....cuek nggak memperhatikan jalanan padahal kami sudah mangkal nunggu dia. Sementara Reba sudah langsung datang ketika kami panggil. Dan hari ini dia mendapat Goody Bag besar berisi bahan-bahan makanan dari sekolah....for what purpose....dia sendiri juga nggak tahu....dan nggak semua anak dapat katanya.

Nyampe' di rumah...seperti biasa serasa tiada energi yang habis....Nadia ganti baju dan mulai asyik dengan khayalan-khayalannya....membuat berbagai catatan di kertas-kertas.....minta aku bikinkan tanda tangan untuk semua teman-teman kelasnya.....dan kali ini karena aku sudah sangat lelah maka aku menyuruh dia menunggu sampai kami bangun tidur sore ini. Dan benar sampai jam 6-an ternyata dia masih asyik dengan kertas-kertasnya dan seperti biasa ditambah dengan menyalakan video anak-anak yang sebenarnya hanya bertujuan untuk memecah keheningan tanpa ditonton.....

Begitu dia merasa aku sudah mulai bangun.....langsung dia minta aku untuk membuatkan tanda tangan. Janji adalah janji dan aku harus berusaha untuk selalu menepati. Kubuatkan tanda tangan, tapi dia lalu minta aku membetulkan salah satu tanda tangan yang salah ejaan-nya....sangat teliti sekali dia ngecek apa yang kutulis...:-D. Sibuk lagi buat beres2 meja kerjanya trus dia maunya meringkuk tidur di samping bapaknya tapi aku menyuruh dia untuk makan malam dulu.....kutawarkan bubur, dia mau dan sambil nonton videonya yang masih nyala aku menyuapinya sampai habis....saat suapan-suapan itu masuk ke mulutnya aku tiba-tiba merasa begini seharusnya aku memperlakukan dia...memberikan waktu-ku sesekali untuk menyuapi-nya, walau itu mungkin menyalahi teori "Menjadikan anak lebih mandiri". Aku masih selalu ingin menyuapinya....dan apakah itu salah...toh aku tidak melakukan setiap saat karena saat-saat yang lain aku mengajarkan padanya untuk makan sendiri.....aku cuma ingin ada moment kedekatan yang diingatnya bersamaku.....

Library Reminder

Sudah 2 bulan ini, kami mulai careless banget buat menginggat jadwal pengembalian buku-buku perpustakaan maupun mainan-mainan yang kami pinjam dari Toy Library. Akibatnya? e-mail reminder beberapa kali sempat mampir ke inbox kita....:-D. No Good Habit deh.

Setiap kali kita ke Library...sudah deh rasanya gelap mata dan pingin pinjem sebanyak mungkin buku dan VCD....habis bagus-bagus sih. Tapi akibatnya malah beberapa nggak sempat tersentuh dan malah numpuk aja di pojok kamar....siap menunggu dikembalikan tanpa sempat tersentuh. Uh....gini nih kalau daya konsentrasi membaca buku mulai menurun.....:)). No excuse.

Nih salah satu reminder yang dikirimkan ama Toy Library

Mitcham Toy Library Toy Library
242 Belair Road ------------
Lower Mitcham 5062
Phone: 8274 1351



Nadia Zafira** 29/04/2009


X0185669733

This is a courtesy reminder that the following items are due soon. This is a
courtesy reminder that the following items are due soon.
Due Date
--------
The Secret Garden Game: Toy 02/05/2009
Mitcham Toy Library
TOY 85.0081
C0182082461
Cut and Play Ice Cream 02/05/2009
Mitcham Toy Libabry
62.0304.01.01
C0434723074

Padahal tuh mainan hampir 3 mingguan nggak beranjak dari kolong meja tamu. Tersentuh cuma sekali.....sisa lainnya cuma mejeng di situ. Dan ketika kutanya Nadia kenapa dia nggak mau mainin...dia bilang dia bosan dan nggak suka lagi.....Uh....terus kenapa nggak segera dikembalikan? Sampai harus dapat e-mail teguran due date.

Yang satu lagi nih jelas kesalahan telak diriku yang bener-bener nggak nyempatin diri buat ngembaliin kepingan DVD yang ketinggalan di laptop-ku. Sampai hampir aja aku kena denda $ 36 -an. Just for DVD yang kutonton aja nggak karena baru separuh dilihat ternyata filmnya nggak menarik....Polisi2 lagi....bosan. Untungnya begitu dikembalikan aku cuma harus bayar $ 1.5 buat biaya keterlambatan doang....Alhamdulillah

Mrs Dian F Anies 31/03/2009


X0189970819


The following charges have been incurred and should be paid immediately.
Thank you for your prompt attention to these charges. TAX INVOICE ABN: 92
180 069 793 GST Inclusive

24. Season 3. part 1. Lost 36.95
DVD TV
C0436993049
24. Season 3. part 1. Lost Processing Fe 1.50
DVD TV
C0436993049

Total Charges Outstanding: 38.45

Ini-pun gara-gara kita menyepelekan peringatan sebelumnya....sebenarnya sih nggak menyederhakan persoalan cuma memang saat itu kami bener-bener sampai nggak punya waktu hanya untuk sekedar bertandang ke Library....Alasan ah....:))

Mrs Dian F Anies 16/03/2009



X0189970819


This is a REMINDER that the following item/s are OVERDUE. Please return or
renew the item/s within 10 days of this notice. After this a Tax Invoice
will be sent charging replacement costs plus GST & processing fees of $1.50
per item. Thankyou.
Due Date
--------
24. Season 3. part 1. 28/02/2009
DVD TV
C0436993049


Pengalaman-pengalaman ini bikin kita sedikit lebih aware lah yah.....masak harus bolah-balik kena charge untuk sesuatu yang silly....cuma gara-gara malas menginggat tanggal due date pengembalian. Nggak main-main nih dendanya.......uang segitu lumayan khan kalau buat nambah ongkos pulang kampung.....:))

Ijinkan Aku Lebih Berbakti Padanya

Dua hari ini aku mengunjungi 2 blog penulis2 Islam yang menginspirasiku. Siapa lagi kalau bukan Mbak Helvy Tiana Rosa dan adiknya Asma Nadia. Dari kemarin sore sampai malam menjelang bahkan sepagian ini aku membuka catatan harian mereka. Nggak terasa air mata mengalir terus sampai aku bangun tidur di pagi ini dengan mata yang sembab.

Dulu aku mengira Asma Nadia adalah nama samaran dari Mbak Helvy...soalnya wajah keduanya menyimpan guratan khas yang sama. Eh ternyata mereka berdua adalah kakak beradik. Pantes aja. Aku mengenal nama-nama mereka tetapi belum semua buku-bukunya....sayang bukan. Padahal Mbak Helvy sudah menghasilkan buku sekitar 44-an, sedangkan Mbak Asma sekitar 30-an. 2 Novel yang kuingat pernah kubaca adalah "Derai Sunyi" by Asma Nadia [mendapat penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara-MASTERA] dan "Rembulan di Mata Ibu"by Asma Nadia juga. Yang lainnya kayaknya belon....entar kalau sudah di Indo kali ya mulai searching lagi.

Dalam bahasa tuturnya Mbak Helvy memberi kesadaran tentang bagaimana sudut pandang seorang anak melihat sosok ibunya. Mereka berdua menginggat ibunya sebagai sosok yang mudah menolong orang lain dan selalu berjuang untuk memberikan yang terbaik buat anak-anaknya walaupun itu diwujudkan hanya dengan memenuhi janji kepada anak-anaknya untuk membawakan satu buah buku setiap harinya...Tapi bagi anak-anaknya itulah harta yang paling berharga di tengah deraan kemiskinan yang masih menghimpit mereka. Sosok Ibu bagi mereka telah menjelma menjadi seorang pahlawan yang telah membantu mereka mengepakkan sayap kupu-kupu mungil mereka untuk terbang menjelajah dunia. Dan mereka mengingat hidup penuh kesederhaan mereka dengan cara yang indah.

Terkilas dalam pikiran-ku "ibu seperti apakah aku yang akan diingat oleh Nadia sepanjang sisa hidupnya". Kesadaran itu menyentakku hingga kemudian aku mencoba mengingat bagaimana aku sendiri menginggat ibu yang telah melahirkan-ku.......

Dalam ingatan masa kecil-ku Ibu-ku adalah sosok perempuan yang membaktikan hidupnya bagi suami dan anak-anaknya. Dibalik kelemahan fisik-nya ibuku memiliki ketegaran hati dan ketaatan yang tinggi.
Ibu adalah seorang guru agama yang sangat mendedikasikan hidupnya bagi sekolah-sekolah dimana beliau mengabdi. Beliau dikenal tidak banyak bicara tetapi memiliki perasaan yang teramat sangat peka. Beliau pernah mengabdikan dirinya menjadi guru agama di SMPN 1 Surabaya dan SMPN 3 Surabaya. Sebagai seorang guru agama tentu saja beliau sangat mengharapkan anak-anaknya bisa menjadi contoh yang baik dari pengajaran yang beliau berikan pada murid-muridnya......Tetapi dengan 7 orang putra-putri tentu saja hal itu tidak mudah. 7 kharakter memberikan respon yang berbeda terhadap keinginan bunda-ku. Kebahagian dan kesedihan tentu saja mengiringi perjuangan ibu untuk menjadikan kami manusia-manusia yang sholeh.

Sebagai perempuan jawa, ibu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya jawa yang sangat kental dengan tata aturan pergaulan. Ibu sangat mengabdi kepada bapak. Dalam kesibukan-nya mengajar, membuat soal-soal ulangan bahkan memeriksa kertas2 ulangan yang bertumpuk2 serta mengisi raport2 murid-muridnya....ibu masih sangat telaten mengurus bapak dan anak-anaknya. Secangkir kopi selalu terhidang bagi bapak di sore hari, belum lagi makanan yang selalu beliau usahakan siap di meja makan di saat-saat jam makan...serta urusan domestik lainnya. Walau sewaktu kecil ibu mendapatkan banyak bantuan dari saudara-saudara ibu yang ikut tinggal bersama kami namun itu tidak mengurangi arti perjuangan ibu dalam membesarkan kami.

Kini ibuku sudah mulai melemah daya ingatnya. Ingatan-ingatan masa lalunya kadang datang dan pergi. Kini beliau menjadi lebih membutuhkan perhatian kami namun sayang saat aku terakhir tinggal 2 bulan di sana, aku belum mampu memberikan perhatian yang maksimal kepadanya. Bahkan sering aku menjadi tidak mengerti akan jalan pikiran ibuku yang mulai sering bingung.

Aku sangat sedih melihat perkembangan ibu yang makin menutup diri dari bersosialisasi...aku yakin hal itu hanya karena beliau mulai semakin bingung mengingat orang-orang yang berada si sekitarnya....dulu ibuku sangat aktif mendatangi pengajian, menjadi panitia-panitia hari keagamaan baik di kantor, di kampung maupun di keluarga walau ibuku terkesan pendiam.

Ibu kini bahkan mulai lupa bagaimana menghidangkan hidangan yang nikmat walau dibuat dari bahan yang sederhana.....padahal dulu ibuku sangat pintar memasak. Bahkan aku paling senang makan dari piring sisa makan ibu....entahlah apa yang dipegang ibu menjadi sesuatu yang nikmat saat itu. Kini ibu hanya ingat bahwa beliau harus membeli Tahu setiap Abang sayuran datang...hingga persediaan tahu di rumah menumpuk dan nggak tahu mau diapakan. Bahkan setiap hari yang beliau ingat adalah mengupas bawang merah...mengirisnya tipis-tipis....dan kemudian mengorengnya....sampai persediaan bawang goreng kita lebih dari stock mingguan.....:-D. Oh ibu hal-hal itu kemudian menjadi perdebatan panjang diantara ibu dan aku serta adikku hingga aku tahu itu melukai hatimu....seharusnya kami biarkan ibu menjalani ritme yang ibu masih mampu ingat dan menikmat-nya. Apalah arti tahu dan bawang yang tak termakan dengan hatimu yang bahagia.....Maafkan kami ibu.

Melemahnya daya ingat ibu membuat ibu juga menjadi penakut....padahal dulu ibu kemana-mana pergi sendiri dengan sepeda motornya untuk mengurus urusan sekolah dan ketujuh anaknya....kini untuk pergi ke toko terdekat saja ibu minta diantar oleh bapak. Bahkan ibu menjadi takut apabila ditinggal sendiri di rumah besar kami....selalu harus ada yang menemani atau beliau lebih baik ikut kemana-pun bapak pergi. Aku masih ingat bahkan ibu minta ditemani tidur ketika ditinggal sendiri oleh bapak tugas ke luar kota.....sesuatu yang aku sesali hingga saat ini karena aku tidak memenuhi permintaan beliau hanya karena aku harus juga menemani Nadia anakku tidur.....Maafkan aku ibu.

Aku juga memilih untuk lebih banyak diam selama 2 bulan tinggal-ku di sana karena aku sendiri juga bingung menghadapi ibu yang sangat sensitif terhadap apapun yang kami katakan dan perbuat....dan itu juga membuat hatinya terluka....Maafkan aku ibu.

Kini dalam setiap sujudku kuminta padamu Ya Allah ijinkan aku punya waktu untuk lebih membaktikan diri-ku pada ibuku.....dan mencoba memahaminya. Amien.

Tuesday, April 28, 2009

Sport Day 2009

Ini dia yel-yel Sport Day 2009-Nadia. Sekali lagi dia memperkuat Yellow Team.....dan kali ini jatahnya Yellow Team be a winner. Goooooooooooooooo Yellow.

We're fast and we're lean
We're gonna be the best team
Who are we just guess
We're gonna be the best
RED, GREEN and BLUE
We're gonna beat you
Gooooooooooo Yellow

Friday, April 24, 2009

Semangat....semangat.....hari sudah pagi....:-D. Another day...Another Story

Hari ini The Baby lagi baikan....subuh-subuh sudah semangat bikin Soto buat sarapan. Dari bikin kuah, suwir-suwir ayam, goreng kerupuk, rebus telur, rebus tauge, bikin sambal bawang plus bumbu tahu goreng.

Renungan Hari Kartini

“Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah”
Tuesday, 21 April 2009 09:12

Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik 'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”

Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”

Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.

Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”

Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:Justify Full

”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!... Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan. [Depok, 20 April 2009/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Wednesday, April 22, 2009

Home Schooling - Browsing Internet

Nadia sedang terpesona oleh film Saddle Club.....tiap hari maunya nonton VCD itu terus. Sampai emaknya aja neg. Nggak cuma film-nya. sekarang setiap hari dia juga meniru dandanan para pemain Saddle Club........Pakai Rompi ungu-nya trus lehernya diikat dengan syal ikat pinggang handuk kamar mandi dan ndak lupa helm bersepedanya yang dengan setia nangkring di atas kepala mungilnya.....lalu yang lebih amazing lagi adalah "kudanya". Karena kita cuma punya kursi sutradara sebagai kursi satu-satunya selain sofa....maka kursi itu harus mau dijadikan kuda oleh Nadia........dikasih tali lompat tali trus ditarik ke sana-sini. Persis seperti adegan dalam fim Saddle Club.........tapi karena nih kuda bukan kuda beneran maka yang aksen pantat jungkat-jungkit seperti orang naik kuda ya harus Nadia sendiri.....very funny kalau dia serius banget memainkan perannya......dan dia bisa seharian main-in peran itu sendiri....coba bayangkan sendiri dan nggak bosan-bosan.....kita aja sampai kadang cekikian ngelihatnya.

Hari ini dia browsing film SC di internet....dapat banyak info mengenai film-film SC yang lain....baru dia ngeh kenapa yang di TV kok pemainnya berbeda. Diajari sekali sama bapaknya gimana cari info mengenai film favoritenya ini....langsung deh surfing terus sampai ke You Tube dan jingkrak-jingkrak sendiri mendengar lagunya.......sampai gimana cari lyrik2 lagu SC....Ampun deh nih tanda-tanda harus pengetatan pengawasan ....lah gimana kalau nanti dia nyasar ke tempat yang aneh-aneh...

Cerita unik lainnya....tiba-tiba dia pingin banget bisa diikutkan kursus berkuda.....maka serching-lah dia (dia sendiri) ke website club berkuda....mbanding-mbandingkan harga trus cari lokasi yang paling dekat dengan kota....akhirnya 3 lembar print-print-an dia sodorkan ke aku.....sambil komentar-nya "This is the cheapest price Mom".....dan kujawab "How did you know?"....."I have checked Mom"....."And How did you know that the club is not far?".....jawabannya "I were searching using --near Belleveu High...and that's the result". Ampun deh........udah makin tahu aja dia browsing.......

Tapi setelah dia sodorkan ke bapaknya....bapaknya cuma geleng-geleng kepala.....ini mah hobby orang kaya nak....uang kita ditabung dulu ya....belum tentu juga anak-anak Aussie sendiri pada ikut nih club. Dengar itu langsung deh dia patah hati......duduk jongkrok di samping kudanya yang sudah dilipat dan dengan muka cemberut mau nangis....Yah ini anak juga nggak bisa disalahin....mana dia tahu masalah mahal tidaknya sebuah kursus....:-D. Tapi kemarahanan dia segera berakhir ketika bapaknya mengajak dia main-main lagi......Yah sering aku bersyukur bahwa Nadia sering punya pengertian yang lebih besar tentang kondisi keuangan orang tuanya.....dan dia berusaha untuk mengendalikan keinginan-nya. Sometime kasihan juga.....tetapi semoga ini bisa membentuk kepribadiannya untuk mampu memahami orang lain dan bertoleransi terhadap keadaan orang lain....

Anyway.....untuk Browsing Internet kau sudah satu langkah lebih maju nduk.......:-D

Hello World (Fun For Everyone Version)

Hello World, this is me
Life should be fun for everyone

Life is easy if you wear a smile
Just be yourself don't ever change your style
You are you, I am me, we'll be free

Hello world, this is me
Life should be, fun for everyone
Hello world, come and see
This is me

Come on baby, don't be afraid
Come on baby, it's not too late
Say you do, won't you open up the door and let me in

Hello world, this is me
Life should be, fun for everyone
Hello world, come and see
Life should be, fun for everyone

Every now and then I'm insecure
Let me show you life can be so pure
Seize the day, wear a big happy smile upon your face

Look into my eyes and tell me straight
For yo I'll make the whole world wait
Let me know, if it's so, let it show

Hello world, this is me
Life should be, fun for everyone
Hello world, come and see
This is me

Come on baby, don't be afraid
Come on baby, it's not too late
Say you do, won't you open up the door and let me in

Hello world, this is me
Life should be, fun for everyone
Hello world, come and see
Life should be, fun for everyone
Fun for you, just fun for me, yeah
Fun for everyone
Hello world, this is me
Life should be, fun for everyone

Tuesday, April 21, 2009

Belajar Ngetik

Pagi ini pingin lagi menjelajah dunia homeschooling....paling nggak cari materi supaya Nadia nggak bosan menghabiskan liburan yang kurang seminggu lagi. Heran juga aku sekarang aku sudah punya banyak waktu buatnya, tapi malah bingung mau apa dulu yang kuajarka ke dia.....

Awalnya sih aku masih ngecek mengenai kurikulum SD Kelas 2 dan 3....waduh kelas segitu matematika-nya sudah lanjut....entah apakah Nadia nanti bisa ngejar ketinggalannya. Maklum di sini sampai dengan Year 3 perasaan pelajaran matematikanya masih itu-itu saja.....karena memang yang ditekankan di sini untuk anak-anak sampai Year 3 adalah tentang budi pekerti and social live.......yaps....semoga kami bisa memetik hikmahnya nanti.

OK back to Home schooling.......nyantol lagi di blog Rumah Inspirasi http://www.sumardiono.com. Saat itu aku tertarik membaca artikel Tata Belajar Mengetik 10 Jari.....trus nyasar deh ke alamat http://www.bbc.co.uk/schools/typing......Dance Mat Typing.....walah setelah ketemu belajar ini nggak cuma Nadia yang kegirangan....tapi emaknya juga pingin nyoba juga. Walaupun setiap hari emaknya asyik di depan komputer tapi kayaknya belum maksimal betul untuk menggunakan ke 10 jari tangan ini.....tapi ya emaknya nggak boleh menang sendiri dong.....wong yang emang yang mau diarahkan tuh Nadia. Jadilah Nadia berhasil memboikot laptop-ku dan emaknya disuruh sibuk lagi ngurusin kerjaan bebersih rumah yang nggak beres-beres......Selamat belajar deh nduk..

Terima kasih buat keluarga Pak Sumardiono.

Dan jemari-jemari lincah-mu mulai memainkan tuts-tuts keyboard
Matamu yang berbinar cerah selalu muncul dikalau engkau bisa menyelesaikan setiap levelnya
Teriakan "That's Amazing Mom"....terdengar seperti lagu merdu karena kutahu kau sedang gembira
Tarikan tanganmu untuk menunjukkan prestasi-mu mengingatkan aku....Kau masih selalu membutuhkan perhatianku
I will do the best for you Nadia

Waitress Andalan

Pagi ini entah kenapa aku kok malah pingin pergi jalan-jalan ke luar. Dan Mas dengan sigap-nya menyangupi untuk mengantarkan. Alhamdulillah. Punya suami siaga emang selalu menyenangkan....harusnya aku juga jadi istri siaga juga ya yang siap membantu suami melewati assigment yang melelahkan.

Pagi ini kita pergi ke salah satu "Garage Sale" di dekat Marion Shoping Center. Lumayan bisa dapat beberapa gebok buku cerita anak-anak buat nambah koleksi perpustakaan pribadi Nadia......lalu dapat vaccum cleaner $5 dan tape cuma seharga $3, dan keduanya masih berfungsi dengan sangat bagus.....alhamdulillah acara bebersih rumah bisa lebih cepat....karena pada awalnya kita cuma punya vacuum kecil yang kadang nggak bikin puas memakainya......

Perjalanan dilanjutkan untuk memenuhi niat 3 bulan yang lalu buat beli Handycamp baru, karena handycamp lama baterainya sudah soak......dan mas kasih saran mending beli baru karena kalau mau beli baterai baru harganya sudah hampir sama dengan beli alatnya yang baru.....ya udah kita jalan-jalan aja ke Harvey Norman dulu. Ternyata harga di sana lebih mahal dari Catalogue Dick Smith......eh nggak demen lihat kamera malah pingin beli food processor....soalnya ngidam bikin juice dan sampai sekarang nggak juga punya blender. Tapi setelah dipikir-piir entar aja dulu deh.....Nggak jadi beli deh.....jadi bye-bye juice ganti aja dengan rujak dulit......he...he...

Iseng kita mampir lagi ke Office Work....nah disini baru ketemu harga yang lebih murah.....langsung aja mas teken kontrak beli tuh handycamp....yang bentuknya 1/2 kali lebih mungil dari Handycamp pertama kali........dan lebih compatible alias ringan untuk dibawa ke mana-mana....Alhamdulillah...semoga manfaat-nya lebih besar.
Lucunya saat aku di OW.....pas lagi aku contact Pak Agung buat tanya harga pasaran Food Processor tiba-tiba kepalaku mendadak pening dan hampir muntah.....trus aku mencoba jalan mendekati Mas aja kayaknya dunia sudah mulai bergerak aneh....kalau sudah gini jalan satu-satunya ya jongkok di tumpukan barang plus nggak peduli dilihat orang yang lalu lalang....habis benar-benar sepeti mau pingsan aja.....kutarik nafas panjang-panjang buat mengendalikan O2-ku....alhamdulillah dunia keliling-nya bisa ditendang keluar cuma kepalaku masih berdenyut-denyut.....Nggak ada yang merhatiin....bahkan Mas aja sibuk dengan barang yang mau dibelinya....aku mah cuek bebek nggak diacuhin......tapi aku ngambil jalan dengan mengajak Nadia ke pojokan ruangan untuk ikut kompetisi mewarnai.....sekalian aku bisa duduk dan istirahat....nih jangan-jangan karena aku kekurangan Oksigen waktu berada di ruangan antara tadi....karena di situ khan emang nggak ada ventilasi dan aku nelepon-nya lama juga......next time jangan terulang deh......

Udah dapat semua belanjaan kita masih mampir dulu ke Asian Grocery buat beli persediaan Indomie yang sudah telas tak bersisa.....sekalian aku mampir ke Toko Sayur-Buah yang terkenal murah....udah belanja jeruk Mandarin, Pear, Tomat, Jagung dan Bayam....lumayan bisa buat bikin sayur. (benar nih kayaknya anakku bakal perempuan lagi, soalnya kok jadi maniak makan sayur).

Pulang istirahat dan sholat....trus rasanya nggak sabar pingin beberes rumah.....jadi aku hari ini pindahin kamar tidur ke kamar belakang biar lebih banyak udara yang masuk, dan bisa buka jendela sepuasnya tanpa takut orang lalu lalang......Selesai beberes tiba-tiba capek menyerang lagi dan mual-mual lagi....bahkan sehabis sholat Maghrib lebih parah rasanya sudah malas bergerak lagi, adahal Nadia sudah nulis di Magic Boardnya "I'm hungry Mom". Dengan sedikit jengkel aku minta Mas untuk bikin makanan. Kutulis ganti di MB-nya "I'm hungry too. I want to eat Noodle with egg, Ice Cream dan Apple........eh malah dia ketawa senang aku nulis gitu di MB-nya....dan lalau dia bilang dia akan jadi Cook dan Waitress-nya. Mulailah dia tanya-tanya "Do you want Fried Noodle or Kuah Noodle...(he..he...nggak ngerti bhs inggris kuah dia)...."Do you want your apple being cut or not"......trus dia bolak-balik kudengar asyik diskusi dengan bapaknya di dapur sedangkan aku mojok di kamar sambil nonton TV....

Yang pertama datang Ice Cream dengan topping missis warna-warni.....enak tenan....tak habisin dulu. Trus apple yang udah dipotong2...biasanya aku paling malas makan potongan2 kayak gini tapi ini kok jadi enak.....dan yang terakhir adalah Mie Goreng pakai telur......lumayan menganjal perut malam ini.....nggak lumayan lagi sih aku bahkan sempat ngabisin Mie Nadia.....he...he...

Thanks ya Nduk.........and she said "No Worries".....duh emak-mu harus bayar berapa nih untuk pelayanan prima-mu.....next time lagi ya....Maunya....:-D

Monday, April 20, 2009

Pengajian di Aberfoyle Park

Kegiatan keluar hari ini dimulai jam 3. Itupun setelah Mas merayu dengan bahasa tubuh-nya (wah apa maksudnya)...artinya bolak-balik mendekat trus hilir mudik sama Nadia di depanku padahal bener-bener aku lagi nggak niat banget buat keluar rumah. "Yok Ma....kita khan masih harus mampir Wollies....nanti khan mau sholat ashar bareng orang-orang di sana?". Weh aku udah kuat-kuatan diri......belum bisa beranjak dari sofa karena nih perut udah mual lagi.....kucoba masuki secangkir asinan bikinan-ku....Yah nggak mempan juga....masih juga terasa mual......dan Mas serta Nadia (yang udah siap sejak jam 1....he...he..) masih sabar menanti.

Tapi melihat ekspresi-nya yang sabar dan tawakal sampai kapanpun menantiku akhirnya yah ngalah deh....pelan-pelan ganti baju trus siap-siapin senjata andalan....he...he....nggak pernah ketinggalan ya....tuh sih Nik.....:-D

Berangkat deh kita setelah mampir Wollies dulu buat beli Juice dan Soft Drink buat bawaan. Setelah confirm kondisi teman-teman yang mau berangkat dari Tonsley lewat Mbak Yayan. Akhirnya ya udah cabut segera.....Mas mah udah jago baca peta, sebentar aja udah nyampe ke rumah Bu Nena MacKenzie di daerah Aberfoyle Park. Dan ternyata kita yang paling dulu nyampe barengan dengan rombongan Erna, Nanda dan Mbak Risty.

Begitu kita masuk halaman langsung deh disambut dengan keramahan khas orang Sunda......welcome banget begitu juga dengan putri-putri dan suaminya. Trus kita langsung minta ijin ikutan numpang sholat....kebetulan rombongan berikutnya juga mulai berdatangan seperti Pak Syaiful sekeluarga, Mas Gusri, Mas Khamdi dan dibarengi Pak Dokter Bambang Joni yang hari ini di daulat buat menyampaikan materi mengenai "Lansia, Kesehatan dan Treatment-nya". Tapi jangan salah sebelum sholat kita diajak dulu keliling meja-meja yang sudah ditata di kebun. Hari ini "Pesta Kebun" nih ceritanya. Masakan favorite sudah nangking di meja ada Rendang Khas Bu Nena yang enak...pas di lidah. Ada juga ayam bumbu, telur balado, Mie Goreng, Rolade bumbu Merah ditambah segarnya Sayur Asam....pokoknya Makyus.....Duh sampai gue nyeletuk Kok kayak Lebaran aja Bu.

Selesai sholat, eh malah acara ngelihat kebun....karena semua pada tertarik pada bunga-bunga Bu Nena. Mbak Diana dengan bunga ungu yang aku nggak tahu nama speciesnya (nih ibu memang romantis banget), Erna yang dapat lagi tambahan koleksi Anggrek-nya. Langsung deh jingkrak-jingkrak kesenangan tuh anak....Koleksi bertambah. Aku ya seperti biasa ngoleksi foto-foto aja deh......itupun jarang kepegang karena waktunya yang nggak ada.

Lalu para rombongan lainnya pun berdatangan dan kita malah ngumpul di dapur buat cocol-cocol hasil masakan Marisa anak Bu Nena.......risoles hangat....wah nggak cuma ibu-ibu....para bapak yang tadinya ada di ruangan lain jadi ikut nimbrung......

Acara pengajian seperti biasa terbilang molor dimulai......trus materinya juga mengenai kesehatan....menarik juga dan menimbulkan banyak pertanyaan yang harus dipending karena waktu sholat maghrib sudah datang. Selesai sholat langsung lanjut tanya jawab....karena lama bolak-balik Bu Nena udah nyuruh para ibu ambil makanan dulu sambil diskusi.....ya deh kali ini tega-tegain ninggalin para bapak....he...he....jadilah para ibu menghilang satu persatu tanpa disadari oleh para bapak....he...he...begitu mereka selesai....mereka pada ketawaan ternyata para ibu sudah asyik makan......

Acara makan di kebun dengan udara yang mulai dingin menyenangkan juga......makan sambil berha...ha....hi...hi...banyak cerita lucu yang muncul kalau udah pada ngumpul kayak gini. Sedangkan di pojok lainnya diskusi bersama nara sumber masih juga berlangsung. Itu mah diskusi tingkat berat wong yang diskusi dokter spesialis, dokter dan nurse.......he...he...kita mundur aja deh. Selesai acara dengan hidangan yang masih banyak....ya Bu Nena langsung nyiapin kotak Take Awaynya.....dan para ibu termasuk aku ya langsung meludeskan hidangan yang ada......lumayan jadi besok bisa istirahat dan nggak usah masak di pagi hari....Terima Kasih Bu Nena dan Keluarga yang sudah menjamu kami dengan hidangan yang begitu nikmat, jangan sungkan-sungkan buat ngundang kami lagi ya.....:-D

Pulang ke rumah....biasa selalu ada diskusi lanjutan mengenai materi hari ini bersama suami. Lumayan 2 jam kita ngobrol dan nggangu dia yang mau lanjutin nulis assignment-nya. Sementara Nadia udah mulai ngoceh minta diijinkan mutarin VCD....kubilang stop this night Nadia.......Mama sampai mual lihat VCD yang sama hampir puluhan kali. Kubilang for your age....mau nonton hal yang sama ratusan kali mah masih suka....kalau umur se mama sudah huek-huek.....yah dia malah ketawa dan nggak lagi maksa....makan ice cream trus minta dikelonin bobok....Udah aman deh walaupun agak lama juga kita bisa tidur karena mata kita berdua susah dipejamkan mungkin karena terlalu excite sore tadi main dan ngobrol dengan teman-teman....he...he...

Mengapa Ku Berkerudung

Aku ingat berkerudung sejak aku memasuki kelas 2 SMA, bukan karena aku patah hati ataupun karena bapak atau ibuku memaksaku menggunakannya. Samar-samar aku menginggat peristiwa yang menyebabkan aku berkerudung....kalau tidak salah saat itu aku terguggah oleh kata-kata seorang mentor saat mengikuti Pondok Ramadhan....Intinya adalah "Sebegitu yakinnya dirimu bahwa kamu akan hidup lama di dunia ini....sehingga kamu bermain-main dengan ayat-ayat Allah", saat itu kalau tidak salah beliaunya membahas mengenai jilbab dalam islam........Nah seorang anak SMA diajak ngomong dengan bahasa yang kayak gitu, langsung deh deg hatiku. Iya...yah....sok yakin amat aku bakal hidup lama sehingga walaupun aku sedikit-sedikit mulai mencoba memahami agamaku kok nggak nyadar-nyadar buat langsung mempaktekkannya....

Akhirnya selepas liburan, aku mulai mengunakan kerudung walau masih belum sempurna....namun karena aku bersekolah di sekolah negeri dan sekolah saat itu belum mengijinkan pemakaian kerudung si saat jam sekolah. Yah akhirnya aku masih pakai kerudung buka tutup. Artinya saat berangkat ke sekolah hingga nyampe kelas di pagi hari aku mengunakannya namun selama berada di lingkungan sekolah aku harus membukanya....entar kalau pulang lagi baru pakai lagi. Aenh bin Ajaib bukan kayak main-main aja....tapi kalau ini nggak dipatuhi maka surat panggilan BP akan selalu setia melayang di meja......peraturan oh peraturan.

Komunitas Sie Kerohanian Islam dimana aku bergabung saat itu belum mampu berbicara keras mengenai hal ini. Bahkan penggunaan baju lengan panjang dan rok panjang aja weleh menjadi masalah....setiap ketemu guru BP pasti ditanyain.....lama-lama karena bosan....ya aku ganti pakai sweater dan bilang bahwa aku nggak enak badan......bohong sih....khan nggak setiap hari aku nggak enak badan.....cuma malas berdebat aja........................ Dulu aku hampir jadi atlet softball SMA-ku bahkan sudah pernah masuk menjadi Tim Jatim Yunior, namun karena berjilbab akhirnya aku harus mundur....walau begitu hoby-ku melihat permainan ini tidak pernah luntur...... cuma jatahnya saat ini menjadi penikmat bukan pemain.....:-D. Aktivitas organisasi lain masih jalan....ikut SKI, kalau nggak salah aktif juga di Badan Perwakila Siswa, ikut ekskul non prestasi seperti badminton, basket, tenis....no problem semuanya.....ya orang aja yang hoby-nya membesar-besarkan masalah.

selepas SMA, masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, masih mengunakan kerudung, dan masih juga hobby menyibukkan diri ikut organisasi seperti Badan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, lumayan juga mendapatkan beasiswa dari institusi selama 2 periode kalau nggak salah, ikut Ju-Jitsu (alasannya hanya karena dia cabang olah raga yang boleh menutup seluruh aurat, Ikut Sie Kerohanian Islam juga. Ya indah masa-masa itu. Enaknya kalau sudah Mahasiswa....kita bebas mau pakai jilbab atau nggak.....ini benar-benar pilihan pribadi udah nggak usah main petak umpet lagi ama guru BP...he...he...

Selesai kulian dengan IP lumayan.....nggak juga gampang dapat pekerjaan. Alasannya jaman itu masih susah kantor yang mau menerima personel berjilbab. Sedangkan jiwa wirausahaku sendiri juga belum terasah, jadilah aku terkantung-kantung sebagai pengangguran selama hampir 1 tahun kalau nggak salah. Sampai pekerjaan apapun kulakukan seperti menjadi pegawai gudang di sebuah perusahaan catering. Inipu karena kebaikan teman. Tetapi ternyata Allah mengatur jalan hidupku berbeda.....seorang tetangga kemudian mengajakku untuk hijrah ke Balikpapan untuk membantu Sekolah yang beliau dirikan di sana. Dan akupu ditampung oleh keluarga tersebut selama lebih kurang 6 bulan. Mereka adalah keluarga yang sangat berjasa dalam proses perjalanan hidupku.

Tak berapa lama kemudian sebuah perusahan pertambanga membuka lowongan...tidak ada harapan yang muluk-muluk aku mencoba melamar...dgn masih berpikir mana ada perusahaan asing yang mau menerima karyawan berjilbab seperti aku ini. Ternyata aku diterima.....aneh ya di saat bangsa kita yang mayoritas muslim masih mempertahankan keangkuhannya untuk menentang pemakaian jilbab di kantor2, ini perusahaan asing malah welcome menerima kita.....yang mereka lihat bukan penampilan lu jeh....tapi isi otak lu......he...he....

Kisah hidup-ku akan ku-kenang selalu sebagai pelajaran dalam menyikapi perbedaan prinsip yang akan selalu ada sepanjang sisa hidupku. Dan artikel di bawah ini membantuku untuk tetap memperkokoh lagi pemahamanku dan prinsip hidupku.....semoga Allah SWT selalu membuka pintu hatiku untuk menerima cahaya kebenaran. Amien

Mengapa Saya Menggunakan Kerudung

Oleh Yvonne Ridley

(mualaf Inggris eks tahanan Taliban)

Dulu saya melihat wanita berkerudung sebagai manusia yang pendiam, makhluk yang tertindas. Namun, kini saya melihatnya sebagai sosok yang memiliki banyak keahlian, berbakat, dan berpendirian kuat dimana menjelma sebagai bentuk solidaritas persaudaraan yang bahkan terlalu agung untuk dibandingkan dengan persaudaraan feminisme Barat. Politisi dan jurnalis senang mengangkat isu tertindasnya perempuan di dalam Islam tanpa pernah mengajak berbicara para perempuan berkerudung itu sendiri. Mereka sama sekali tidak memiliki bayangan bagaimana wanita muslim terlindungi dan dihormati dalam Islam yang telah berlangsung selama lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Namun dengan mengupas isu budaya seperti mempelai anak-anak, penyunatan anak perempuan, pembunuhan demi kehormatan dan perkawinan paksa, mereka pikir mereka berbicara dengan ilmu.Dan saya juga muak dengan dicontohkannya praktik di Saudi sebagai contoh bagaimana wanita ditekan hak-haknya seperti larangan mengemudi di negara tersebut.Hal-hal diatas sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Islam, namun itu semua menjadi sasaran empuk untuk memojokkan Islam dengan bergaya sok tahu. Padahal sangatlah naif untuk mencampuradukkan budaya dengan Islam.

Saya pernah diminta untuk menulis bagaimana Islam membolehkan suami untuk menghajar isterinya. Enak saja, tidak benar itu. Kalangan pengkritik Islam tentu akan dengan senang mengutip ayat-ayat Al Quran atau Hadith secara serampangan dan di luar konteks. Apabila seorang suami akan menaikkan tangannya terhadap isterinya, ia dilarang untuk meninggalkan bekas pukulan di tubuh isterinya. Dengan kata lain, Quran sebenarnya berkata,” Jangan kau hajar isterimu, Hai Bodoh.” Nah mari kita lihat statistik yang menarik. Hmm, saya mulai mendengar kata-kata sumpah serapah. Menurut, informasi Kekerasan Rumah Tangga Nasional (Amerika Serikat), 4 juta wanita mengalami kekerasan oleh pasangannya selama rata-rata 12 bulan. Tidak kurang dari 3 wanita dibunuh oleh suami atau pacarnya setiap hari… yang berarti sekitar 5500 wanita yang dihajar hingga mati sejak peristiwa 9/11. Mungkin ada yang bilang bahwa fakta tersebut adalah suatu kenyataan yang mencengangkan yang bisa terjadi di masyarakat yang konon beradab. Namun sebelum saya berkata lebih jauh, saya perlu katakan bahwa kekerasan terhadap wanita adalah masalah global. Pria yang melakukan kekerasan pun memiliki latar belakang yang beragam dari segi agama maupun budaya. Kenyataan menunjukkan bahwa satu dari tiga wanita di dunia merupakan korban kekerasan dan pelecehan seksual semasa hidupnya. Kekerasan terhadap wanita bukan monopoli agama, status, kekayaan, warna kulit ataupun budaya tertentu.

Namun demikian, ketika Islam pertama kali muncul, wanita merupakan obyek yang diperlakukan secara tidak semestinya. Bahkan di Barat, para wanita pun masih menghadapi masalah karena para pria yang masih berpikir memiliki superioritas. Ini terlihat dari jenjang promosi dan struktur upah yang terlihat dari tipe pekerja pembersih biasa hingga pemburu karir di tingkat direksi atau manajemen. Wanita di Barat pun masih diperlakukan sebagai komoditas dimana perbudakan seksual mengalami peningkatan, dengan dalih sebagai upaya pemasaran dimana tubuh wanita menjadi aset penjualan produk dalam dunia periklanan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ini terjadi di dalam masyarakat dimana perkosaan, pelecehan seksual dan kekerasan adalah hal yang lumrah. Di dalam masyarakat ini pula terjadi ilusi persamaan antara pria dan wanita dan tingkat pengaruh seorang wanita di dalam masyarakat tersebut diukur dari besaran payudara yang ia miliki.

Dulu saya melihat wanita berkerudung sebagai manusia yang pendiam, makhluk yang tertindas. Namun, kini saya melihatnya sebagai sosok yang memiliki banyak keahlian, berbakat, dan berpendirian kuat dimana menjelma sebagai bentuk solidaritas persaudaraan yang bahkan terlalu agung untuk dibandingkan dengan persaudaraan feminisme Barat. Pandangan saya berubah sejak pengalaman yang saya lalui ketika ditahan oleh Taliban karena menyelundup ke Afghanistan dengan mengenakan burkha di bulan September 2001. Selama 10-hari dalam kurungan, saya membuat perjanjian dengan mereka bahwa saya akan membaca Al Quran dan mempelajari Islam kalau mereka akan membiarkan saya pergi. Aneh tapi nyata, mereka pun menerima tawaran saya dan saya pun dibebaskan. Ketika saya kembali dari sana saya pun memegang janji saya. Sebagai jurnalis yang meliput peristiwa di Timur Tengah, saya pun menyadari untuk belajar lebih banyak tentang suatu agama yang jelas-jelas juga menjadi suatu pandangan hidup bagi masyarakat di sana.

Tidak, saya bukan korban Sindrom Stockholm. Untuk menjadi korban sindrom ini, anda harus memiliki hubungan yang baik dan erat dengan mereka yang menahan anda. Ini tidak terjadi dengan saya. Selama saya dikurung, saya sumpah serapahi mereka menolak makanan yang mereka tawarkan dan melakukan mogok makan. Saya tidak tahu siapa yang lebih senang ketika saya akhirnya dibebaskan — mereka atau saya!

Awalnya, saya pikir membaca Quran tidak akan lebih dari sekedar kegiatan akademis. Namun saya benar-benar terhenyak ketika saya temukan secara gamblang bahwa wanita memiliki kesamaan spiritual, pendidikan dan harga diri. Hadiah bagi seorang wanita ketika ia melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka benar-benar mendapatkan pengakuan yang tulus. Wanita muslim pun bangga untuk menyatakan bahwa mereka adalah ibu rumah tangga. Di samping itu, Nabi Muhammad SAW pun menyatakan bahwa wanita yang terpenting dalam keluarga adalah seorang Ibu, Ibu, dan Ibu. Nabi juga berkata bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Bayangkan, berapa banyak wanita yang mampu mencapai 100 peringkat wanita paling berpengaruh hanya dengan predikat ‘Ibu Terbaik’? Ketika seorang wanita secara Islam memilih dengan sadar untuk tetap tinggal di rumah dan membesarkan anak-anak merupakan suatu bentuk baru dari harga diri dan kehormatan di mata saya. Pilihan tersebut sama sekali tidak lebih rendah dibanding dengan para wanita muslim lainnya yang memilih untuk bekerja, berkarir dan mengembangkan profesi mereka.

Saya pun mulai mencermati hal-hal seperti hukum warisan, pajak, kepemilikan harta dan perceraian, yang semuanya mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para pengacara Holywood. Misalnya, wanita berhak mempertahankan apa yang telah mereka raih dan miliki sedangkan para suaminya harus menyerahkan separuh dari nilai yang ia miliki. Agak lucu bukan kedengarannya ketika para media tabloid dengan heboh meliput berita aktris bintang film yang melakukan perjanjian pra nikah? Padahal para wanita muslim sudah menjalankan perjanjian bahkan sejak hari pertama. Mereka bisa memilih untuk bekerja atau tidak, dan semua penghasilan yang ia dapati dari pekerjaannya adalah miliknya, sedangkan suaminya harus membayar semua kebutuhan, tagihan dan belanja keluarga. Apa-apa yang mereka para feminis perjuangkan di tahun 70an, ternyata sudah dinikmati oleh para wanita muslim 1400 tahun yang lalu.

Sebagaimana saya terangkan tadi, Islam menghormati status Ibu dan Istri. Apabila anda memilih untuk tetap tinggal di rumah, maka silakan untuk tetap tinggal di rumah. Adalah suatu bentuk kehormatan yang luar biasa nilainya untuk menjadi pendidik pertama dan terutama bagi anak-anak. Di saat yang sama, Quran juga menyatakan kalau anda ingin bekerja, maka bekerjalah. Jadilah wanita karir, kembangkan profesi dan jadilah politisi. Jadilah menjadi sosok apapun yang anda inginkan dan jadilah yang terbaik, karena apapun yang anda akan kerjakan diniati untuk menggapai ridhaNya.

Saat ini ada kecenderungan yang berlebihan untuk menfokuskan pada masalah pakaian wanita muslim terutama oleh para pria (baik muslim dan non-muslim). Memang benar bahwa wanita muslimah wajib untuk berpakaian sopan, tetapi banyak sekali masalah lain yang wanita muslim hadapi saat ini. Namun demikian, semua orang masih terobsesi dengan isu kerudung atau hijab. Begini, hijab ini adalah busana resmiku, dan dengan ini saya nyatakan bahwa saya adalah seorang muslim dan saya harap anda perlakukan saya dengan hormat. Bisakah anda bayangkan bagi seseorang untuk memberitahu eksekutif Wall Street atau bankir Washington untuk mengenakan kaos t-shirt dan celana blue jeans? Dia tentu akan menyatakan bahwa busana resmi yang ia kenakan adalah yang mendefinisikan dia selama jam kerja dan secara tidak langsung ia nyatakan kepada dunia untuk mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. Anehnya, di Inggris, kita dengar ucapan Menlu Jack Straw tentang nikab (penutup wajah yang hanya memperlihatkan mata) sebagai penghalang yang tidak bisa diterima. Wahai para pria, kapan anda akan berhenti mengomentari busana wanita? Kita juga dengar ucapan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan John Reid yang memberikan pernyataan yang tidak pantas tentang nikab, padahal desa asal mereka adalah perbatasan Skotlandia dimana para pria di sana mengenakan rok! Lalu kita juga temukan para anggota dewan parlemen yang ikut-ikutan menggambarkan nikab sebagai penghalang komunikasi. Benar-benar ucapan tidak berkualitas. Lalu bagaimana mereka menjelaskan fenomena ponsel, email, radio, sms dan faks yang dalam sehari-harinya mereka tidak pernah melihat wajah seseorang.

Mayoritas para akhwat yang saya kenal yang mengenakan nikab adalah wanita kulit putih, yang masuk Islam dan tidak lagi menginginkan sorotan, rayuan laki-laki dan perilaku mereka yang tidak senonoh. Asal tahu saja, ada sepasang akhwat di London yang saya kenal yang mengenakan niqab saat demo anti Perang karena tidak tahan dengan bau rokok. Saya khawatir Islamophobia telah menjadi bidikan kaum rasis. Tetapi secara pengecut, kaum chauvinis pria dan kaum wanita muslim sekuler kiri bergabung menyerang busana muslimah yang tidak lagi bisa ditolerir oleh para muslimah.Saya sendiri bertahun-tahun adalah feminis dan hingga sekarangpun masih menjadi feminis muslim yang berjuang untuk kepentingan kaum wanita. Bedanya adalah, wanita feminis muslim adalah jauh lebih radikal ketimbang teman feminisnya yang sekuler. Kita semua benci kontes kecantikan dan berusaha keras untuk tidak tertawa melihat adanya Miss Afghanistan yang mengenakan bikini sebagai bukti pembebasan wanita di Afghanistan.

Saya telah kembali ke Afghanistan beberapa kali dan saya bisa katakan bahwa tidak ada wanita karir yang bangkit dari reruntuhan di sana. Wanita muslimah Afghan berharap kepada saya agar Barat tidak terlalu terobsesi dengan Bhurka yang mereka kenakan. “Jangan perjuangkan kami untuk menjadi wanita karir, tapi carikan pekerjaan buat suami kami. Tunjukkan bahwa kami bisa mengirim anak-anak ke sekolah secara aman tanpa takut diculik. Berikan kami keamanan dan makanan di meja makan,” demikian kata seorang wanita muslimah kepada saya. Muslim feminis muda melihat kerudung dan nikab sebagai simbol politik dan persyaratan agama sekaligus. Ada yang menganggap bahwa ini adalah simbol perlawanan mereka terhadap gaya hidup Barat yang sarat dengan mabuk-mabukan, seks bebas, dan narkoba.

Superioritas dalam Islam tumbuh karena ketaqwaan, bukan kecantikan, kekayaan, kekuasaan, posisi, maupun jenis kelamin.

Sekarang katakan kepada saya mana yang lebih membebaskan. Apakah dengan melihat seberapa pendek rok yang saya kenakan dan ukuran payudara, atau dengan menilai karakter, pikiran dan kecerdasan? Majalah-majalah memberikan pesan kepada wanita kalau mereka tidak tinggi, langsing dan cantik maka mereka tidak akan dicintai dan diinginkan. Tekanan kepada para pembaca majalah remaja untuk memiliki pacar pun sangat menjengkelkan. Islam berkata kepada saya bahwa saya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan adalah tugas saya untuk mencari ilmu, baik ketika saya masih lajang atau sudah menikah.

Tidak ada di dalam Islam bahwa kami sebagai wanita harus mencuci, membersihkan rumah, atau memasak demi para pria. Tapi tidak hanya laki -laki muslim yang wajib mempelajari kembali perannya di masyarakat. Coba cek kata-kata Pat Robertson di tahun 1992 tentang pandangannya terhadap wanita. Lalu katakan kepada saya mana yang lebih beradab. Dia berkata,” Feminisme mendorong wanita untuk meninggalkan suami mereka, membunuh anak-anak, melakukan sihir, menghancurkan kapitalisme, dan menjadi lesbian.” Ini adalah kata-kata orang Amerika yang hidup semasa Jahiliyah yang perlu dimodernisasi dan di-adab-kan. Sosok seperti inilah yang justru mengkerudungi penglihatan mereka dan kita perlu membuka kerudung kejahilan mereka sehingga bisa membiarkan masyarakat dunia untuk melihat Islam dengan mata kepala mereka sendiri sebagaimana apa adanya.

“Yvonne Ridley, Former Taliban Captive, Convert to Islam” sumber :
http://yvonneridley.org/yvonne-ridley

Thanks to : Bpk Imam Nurfakeh

Saturday, April 18, 2009

Daun Ular....Obat DBD Paling Ampuh

Oleh Omri - 26 Februari 2009

Obat DBD-Demam Berdarah Dengue yang paling top dan ampuh saat ini, dan perlu dimasyarakatkan adalah Daun ULAR, alias Daun UBI JALAR.

Caranya :
Ambil pucuk Daun Ubi Jalar sebanyak porsi ikatan sayuran, rebus dengan seliter air selama lebih dari 5 menit [godok 1 jam juga bisa]. Minum sebagai pengganti air minum, berarti sekitar seliter sehari. Ubi jalar ya Bung, bukan daun singkong. Ubi Jalar. Makanya saya pendekin jadi DAUN ULAR, biar pade inget, karena sudah beberapa teman jadi kekenyangan makan daun singkong.

Resep ini sudah saya coba beberapa kali. Ponakan kena DBD, trombosit turun ke 80 ribu, sehari diberi rebusan daun ular, langsung naik diatas 150 ribu. Rumah sakit pada marah, kehilangan pasien. hehehe..

Beberapa teman juga saya sudah suruh coba, ampuh Boss. Isteri saya 3 minggu lewat di "vonis" DBD oleh dokter, tanpa lihat hasil labnya, langsung saya kasih daun ular kita, besoknya test lagi Trombositnya jadi 396. Gila,maximumnya biasanya 400 ribu. Ternyata waktu dibilang DBD, trombosit istri saya masih 150 ribu. Hebat tenan.

Resep ini dari mana? Dari teman di Philippine, dan sedang populer sekali disana dan beberapa kali menjadi topik seminar kesehatan disana. Untuk lebih afdolnya anda googling saja "comote" atau "kamote", begitu bahasa sononya, supaya ndak merasa dikadalin... Jangan googling nya "daun ular", yang keluar nanti gambar kobra ngantuk.. hehehe.

Selamat mencoba dan tolong terusin ke tetangga dong. Ini murah meriah dan HEBAT.Effek sampingan mestinya nggak ada, karena daun ini biasa juga dibikin jadi sayur dikampung oweh atau paling nggak dibikin menjadi makanan
ternak..

Cumi Lada Hitam

Makan pagi yang mengambil jatah makan siang hari ini digelar dengan menu......Cumi Lada Hitam plus lalap timun plus nih lupa lagi khan sayur ini namanya apa.....entar tanya Mas Google dulu.


BTW sepagian rasanya punggung masih nyeri aja plus kepala setengah berdenyut-denyut. Tapi kali ini peduli amat....aku harus bebersih isi kulkas kalau nggak aku nggak bakalan ngerti mau belanja apa hari ini. Lihat Frezer ternyata masih ada cumi dan ikan (tapi lupa namanya cuma mulutnya membentuk jarum memanjang)....jadi ya Cumi dulu dimasak Lada Hitam (soalnya sudah kehabisan minyak goreng juga hari ini). Ada jamur ya ditambahin jamur....ternyata rasanya malah merusak rasa asli cuminya....besok-besok lagi nggak usah ditambahin apa-apa. Lihat sayur-sayuran masih banyak bahan.....jadi kupotong-potong aja si timun dan kubis kecil itu.....Buat kubis kecil yang semula aku nggak terlalu suka rasanya kuakali dengan kurebus mengunakan gula pasir dan ajaib ternyata rasanya jadi lebih manis plus kriuk.....kombinasi tepat.

Nadia sendiri hari ini tak terjamah (tuh khan emaknya belum bisa konsisten ngasih tambahan pelajaran buat persiapan balik sekolah ke Indo). Tapi sore harinya kusuruh dia ikut bapakya pergi ke Foodland buat cari telur, minyak, roti plus ice cream (hari dingin gini masih pingin ice cream...siapa lagi kalau bukan Nadia)....dan aku sendiri tetap bebaring di tempat tidur yang nyaman....bener-bener pemalas.

Beruntungnya aku punya suami Mas yang begitu tahu istri rada-rada KO....langsung siaga mengambil alih tugas dari nyuci baju sak njemurnya, belanja kebutuhan harian, antar jemput Nadia plus jadi sopir emaknya....dan itu dilakukannya di sela-sela bikin assignment dan kerja. Hebatnya nggak kudengar satu kata keluhanpun keluar dari mulutnya.....Alhamdulillah Allah memberikan aku pendamping yang begitu mulia hatinya.

Malam ini aku bertekad bangkit dari ranjang dan bikin pepes ikan cucut (nggak tahu juga sih namanya)....beberes rumah....dan beberes hal lainnya.....benar-benar harus dilawan nih rasa malas....

Sedangkan Nadia belum juga selesai memutar terus VCD "Saddle Club-nya"....udah ah mulai bekerja.....semoga bisa beres semua.

10 Kualitas Pribadi

1. Ketulusan.
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2.Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3.Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4.Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

5.Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6.Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7.Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8.Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9.Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10.Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Kiriman : Imam Nurfakeh

Brambang Asem

Ngomong-ngomong soal Daun Ubi Jalar, aku jadi keingat lagi salah satu menu makanan yang bikin aku nggak beranjak dari samping cobeknya (jadi malu ketahuan rakusnya....nih saking nikmatnya). Sederhana tapi ihik bikin rindu buat menyantapnya......Nama kerennya "Brambang Asem" (ini hasil googling...padahal ya ampun sudah kuperas otak ini untuk menginggatnya tapi nggak bisa ingat juga). Makasih Mas google.

Brambang Asem ini merupakan masakan asli Solo (nih untung-nya nikah dengan orang beda daerah jadi kamus makanan bertambah). Disebut demikian karena memang bumbunya terdiri dari Brambang (Bawang Merah), Asem Jawa, Terasi, Cabe dan Gula Merah. Dicolek dengan kulupan Daun Ubi Jalar (jlegor) dan Tempe Gembus.....jadilah biasanya aku dan kakak serta adik iparku tak beranjak dari pinggiran cobek......rasaya pedas, manis, asam, berserat dan paling asyik kalau makannya ramai-ramai...dan rasa yang menjadi kekhasnya adalah dari bawang merah yang dibakar.

Bulik Sri, adik Ibu Mertua sangat mahir membuatnya.....setiap kami pulang kampung salah satu spesial request kami adalah minta dibikinkan lauk ini....ditambah dengan krupuk puli.....walah walau mulut ngowes-ngowes kepedesan tapi terasa nikmat habis.....he...he...

Bahan:
2 ikat Daun Ubi Jalar muda, siangi

Bumbu yang dihaluskan:
1/4 kg gula merah
5-7 cabai rawit merah
1 sdm terasi bakar
3 bh bawang merah, tusuk dengan lidi, bakar
1 sdt asam jawa, buang bijinya
garam secukupnya

Cara Membuat:
* Didihkan air, masukkan daun ubi jalar yang telah disiangi. Jangan terlalu matang (lonyot)
* Haluskan semua bumbu, hingga jadi semacam bumbu rujak buah.
* Sajikan daun ubi jalar muda yang telah direbus, bumbuhi dengan bumbu brambang asem di atasnya.

Tips:
* Daun Ubi Jalar dapat diganti Daun Kangkung
* Tambahkan sediit garam saat merebus sayuran agar warna tetap hijau segar.

Diambil dari: http://dapurmlandhing.dagdigdug.com


Friday, April 17, 2009

Kegiatan pagi ini harus se-efektif mungkin.....cabut dari rumah sebelum jam 10 (karean bos mau kerja jam 10-an). Jadi bikin sarapan super cepat apalagi kalau bukan Indomie Goreng (benar-benar nggak sehat)...habis persediaan telur sudah benar-benar nggak ada.

Kami akhirnya di drop Mas di Flinders.....saking seringnya kami ke kampus ini sampai kadang ada yang tanya "yang sekolah ini kamu atau suami-mu....he...he...". Wah berarti lumayan potongan mahasiswa ya....walau cuma student Adult Campus. Ya gimana nggak bolak-balik ke kampus ini....mau periksa dokter kalau sakit ya dokternya di sini, cari buku-buku menarik ya salah satunya ke perpustakaan kampus ini, ikut nemenin suami sholat jum'at ya ke sini, nunggu anak pulang sekolah ya tiduran di sofa library kampus ini. Cari mushola terdekat dari sekolah Nadia ya pasti njujugnya di sini....so sudah serasa rumah ke dua.

Kadang aku dalam hati berharap....semoga suatu hari nanti aku akan kembali ke kampus ini bukan sebagai spouse lagi tapi emang sebagai student (walau kadang lebih mengendap lagi keinginan itu kalau lihat suami yang serius terus di depan komputer....he...he...capek deh belajar terus).

Karena setiap pagi rasa mual-ku masih sering muncul maka kuajak Nadia untuk istirahat di Mushola aja....jadi aku bisa menekuk lututku sambil berbaring....tetapi nggak bisa terlalu lama karena Nadia sudah ngomel kebosanan.....Ok-lah kita cari chips dulu deh ke atas. Ternyata cafe-nya belum buka akhirnya kita ke cafe berikutnya yang menyediakan hot chocolate....segelas hot chocolate ternyata lumayan juga buat menghangatkan badan....Nadia sendiri nggak peduli dinginnya udara malah memilih untuk membeli ice cream....dan kuminta dia untuk membayar sendiri ke kasir tetapi karena tubuh mungilnya tengelam di balik jejeran etalase makanan maka dia harus cukup sabar untuk menunggu si penjual menyadari kehadirannya......untung saja salah satu pembeli menginggatkan si penjual....jadilah Nadia bisa segera membayar ice creamnya.........

Selesai menghangatkan diri dengan segelas coklat kami lalu ketemuan sama Dr D......mbahas mengenai hasil pemerikasaan darah ulangan yang harus kulakukan gara-gara data yang dimasukkan ke database-ku belum lengkap. Sebenarnya alasan utamaku datang ke sini buat minta surat ref buat cek darah untuk step pemeriksaan gejala Down Sindrome yang biasanya dilakukan pada minggu ke 15-16 bagi setiap ibu hamil di sini.....cuma karena suratnya juga diminta oleh suster yang ambil sample ulangan darahku minggu kemarin jadinya harus minta lagi minggu ini buat test setelah tanggal 25 Apr. Nah hasil temuan yang tercecer dari pertemuan terakhir adalah aku berada di Low Level untuk ketersediaan Vitamin D dalam tubuhku (ini katanya biasa terjadi pada ibu-ibu yang menutup sekucur tubuhnya seperti diriku). Cocok khan dengan hasil analisa Midwife-ku. Dan aku sudah mulai rajin mengkonsumsi "Ostevit-D" disamping "Folate". Itu aja sih.....aku sebenarnya bosan bolak-balik ke dokter tapi demi anak....aku sih sebenarnya paling seneng kalau ada kesempatan untuk di Ultra Sound....jadi bisa lihat the baby mengeliat-liat....he...he...


Thursday, April 16, 2009

Nadia - The Sambel Korek Fan

Sepiring Tahu Goreng Garing dan Sambel Korek menemani makan malam hari ini. Nadia dengan lahapnya menyantap hidangan super sederhana itu...."I like this mom, this my favorite sambal"....woalah nduk kalau ikut kuis "How Jawa are You?" pasti jawa sejawa-jawanya lah dirimu ini. Logat aja bule...tapi selera tetap asli Indonesia....alhamdulillah. Semangkuk Sup Bening Kambing aja dia tolak.....rada racis juga nih anak ama beberapa jenis makan.....Mas juga ngaku rasa sup bening kambingnya agak aneh karena aku masukin juga kayu manis walau tanpa cengkeh.........he..he...lidah jawa di lawan. Tapi bagiku tetap aja sikat terus.....but janji sama diri sendiri besok mau bikin lagi tapi nggak pakai cemplungin kayu manis......dan satu hal yang kelupaan untuk menemani nih sup aku lupa bikin sambel kecap segar dengan irisan bawang merah...

Kalau makan dan lihat Nadia sampai ngoreti tuh sambal aku jadi keinget.....Soto Mbak Ning Wonogiri dekat Waduk Gajah Mungkur. Warungnya sih nggak besar-besar amat, tapi bersih dengan tempelan porselen putih di dinding-nya. Begitu masuk warung kita harus masuk lagi ke ruangan kecil lainnya untuk memesan apa yang kita inginkan....ruang pemesanan ini juga menjadi pemisah antara ruang makan dan ruang masak.....dari ruang itu kita bisa melihat tungku-tungku berbahan baku kayu yang menjadi andalan untuk memasak soto.

Jadi setiap kali kami pulang mudik ke Wonogiri maka jadi hal yang wajib mengunjungi soto Mbak Ning atau yang dulunya dikenal dengan nama soto Donharjo. Semangkuk mungil soto plus nasi (kelihatannya aja mangkuknya mungil tapi untuk ukuranku ini pas banget), berisi nasi yang diguyur kuah soto yang dimasak tradisional dan dilengkapan dengan thokolan kacang hijau (he..he...he...dulu aku nggak ngerti apa itu thokolan ternyata cuma nama lain dari tauge atau kecambah). Bener-bener rasa soto yang seger....apalagi ditemani krupuk putih......kebayang-bayang sambil menghitung hari....tinggal 3 bulan lagi.

Ada lagi menu yang juga nggak kalah dengan kelezatan sotonya yaitu Ayam Goreng yang gurih dan empuk karena sebelum digoreng direbus dulu bersma bumbunya. Ayam Goreng ini disajikan dengan ditemani lalapan daun pepaya rebus dan sambal bawang pedas. yang dicampuri tetesan minyak jlantah bekas mengoreng ayam...tuh mulai ngeces deh.

Terakhir kali kami ke sana, jelas 2 tahun lalu sebelum kami berngkat ke OZ....saat itu berarti Nadia masih berumur sekitar 6 tahun dan belum doyan dengan sambel-sambelan. Tapi kalau melihat minatnya pada sambel bawang/korek ini begitu hebatnya saat ini.....aku harus hati-hati kalau mau makan di Soto Mbak Ning lagi bisa-bisa jatah sambel bawang-ku dihabiskannya....he...he...sampai segitunya.