Showing posts with label 50 iip. Show all posts
Showing posts with label 50 iip. Show all posts

Wednesday, January 2, 2013

Home Team

Sore ini hujan masih menguyur kota Salatiga, tetapi itu tidak menyurutkan langkahku untuk memulai kuliah perdana di tahun 2013. Dan kebetulan hari ini Nadia juga masih pulang jam 1, walau akhirnya aku juga akhirnya mengantarkan grupnya dan Bu Wiwik untuk menjenguk Nada yang pagi tadi baru saja mengalami kecelakaan sepeda motor.

Dan walau memang terlambat, tapi aku masih belum tertinggal mengikuti kuliah yang sore ini dibawakan oleh Pak Dodik Mardiyanto dengan judul HOME TEAM.

HOME TEAM

Di awal perkulihaan kita bisa melihat 2 contoh kerumuan massa. Yang satu adalah 2 kesebelasan sepak bola yang sedang bertanding sedangkan yang satunya lagi adalah kerumunan massa yang barusan mengalami Gempa.

Menganalisa 2 kejadian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan terbesar dari sebuah kerumunan massa yang bisa disebut Team adalah :

a. mereka memiliki tujuan yang sama & mengetahui goal yang ingin dicapai
maka disinilah penting untuk dilakukan share value dan share goal yang disepakati bersama.

b. komunikasi yang terjalin dengan baik
maka sering-seringlah mengadakan komunikasi di antara anggota. Tidak perlu membicarakan tentang orang lain bahkan kalau bisa No TV, karena TV hanya akan membuat kita membicarakan hal yang kita tonton dan bukan kita sendiri.

c. saling percaya
maka dibutuhkan saling percaya di antara anggota keluarga bahwa masing-masing akan melaksanakan fungsinya dengan baik

d. terorganisasi dengan baik

e. latihan yang terus dilakukan 
maka setiap anggota keluarga harus mau berlatih terus menerus untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Bahkan disebutkan bagi mereka yang ingin expert dalam melakukan sesuatu maka dia harus fokus melakukan suatu kegiatan paling tidak 10 jam / hari.


PROYEK KELUARGA

Proyek Keluarga adalah sebuah proyek yang dilakukan bersama-sama anggota keluarga yang dapat digunakan sebagai sarana belajar berkelanjutan bagi keluarga.

Dalam melakukan proyek tersebut hendaknya kita melakukan hal-hal sebagai berikut "

a. Menjadikan proyek ini sebagai sarana belajar keluarga
b. Fokus pada proses bukan pada hasil
c. See through the eyes of a child


Sebuah proyek keluarga mestinya memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. sederhana
b. menyenangkan
c. mudah tapi menantang
d. durasi pendek (short term)
 
  

 

Wednesday, December 19, 2012

Akhirnya......JEJAK JAKARTA

Gini nih kalau Tim Ibu Profesional Salatiga punya gawe "Ngebis-in" ibu-ibu dan keluarganya buat menuntut ilmu sampai ke Ibu Kota Jakarta................Bismillah semoga perjalanan kami selalu dalam lindungan Allah SWT.

Dan semoga Buku Antologi ini bisa menjadi langkah awal dan penyemangat untuk selalu semangat menulis dan menulis terus hal-hal yang berguna.....amien.
Dan semoga selama perjalanan yang akan kami isi dengan pemutaran Video Kuliah Umum "Sharing Knowledge by Ibu Septi Peni Wulandani" plus games-games yang telah disupport oleh para sponsor/donatur dengan hadiah merchandise mereka, akan membuat para peserta merasa nyaman - bertambah ilmu - dan menikmati perjalanan tak terlupakan bersama teman-teman dalam komunitas Institut Ibu Profesional. Amien.


Jejak Jakarta 2012

by panitia-salatiga

Berlikunya jalan dan tantangan yang harus dihadapi
Buat bikin event begini untuk pertama kali
Menguras pikiran dan emosi
Karena peserta silih berganti daftar dan mengundurkan diri

Dan kini SPANDUK-pun sudah mulai bisa digelar
Menandakan acara yang bakal digebyar
Semoga acara dan perjalanan kami sukses dan lancar
Doa kami pada Allah Yang Maha Mendengar
Amien.


Saturday, December 1, 2012

Bunda & Internet # 3

Kelas Bunda dan Internet pagi ini alhamdulillah kelasnya masih dipenuhi oleh auro semangat para ibu yang pingin maju. Dari sms yang aku sebarkan pagi ini, topik yang ingin kami bahas untuk pertemuan kali ini sebenarnya adalah "mailing list' dan "Pengenalan pembuatan blog". Namun ketika sampai di tempat ternyata para ibu masih curhatan seputar penggunaan fasilitas e-mail, bahkan ada yang ternyata setelah 2 minggu off belum bisa juga mencreate alamat e-mail. Jadilah kita kembali membahas mengenai per-"email"-an.

Beberapa hal yang coba disharing oleh Pak Setyo adalah fasilitas :

(01).  e-mail Forwader
Fasilitas ini sangat membantu kalau kita punya beberapa alamat e-mail. Dimana kita bisa secara otomatis meng-forward email yang masuk ke salah satu alamat email kita > ke alamat email kita yang lain. Dimana kalau sama-sama pakai gmail fasilitas ini free.

(02), Cara membuat Label pada e-mail
Berhubung ada juga yang curhat pusing melihat email yang bejibun (kebanyakan dari comment facebok-sampai ribuan yg bertanda unread), maka dengan sabar Pak setyo mulai menjelaskan mengenai bagaimana memanage email-email yang masuk dengan membuat Label yaitu semacam directory (kalau di komputer).

(03) Cara memindahkan e-mail ke folder-folder yang telah dibuat.
Jadi setelah dibuatkan label untuk e-mail-email tersebut. Trus ibu-ibu juga diterangkan bagaimana memindahkan e-mai2 tersebut ke folder-folder yang telah tersedia.

(04). Send email ke banyak orang
Dan ketika ditanyakan kepada para ibu apakah sudah bisa mengirimkan satu e-mail sekaligus kepada banyak orang. Ternyata jawabannya belum. Jadilah langsung sekalian praktek bagaimana cara mengirimkan e-mail kepada banyak orang sekaligus. Biar entar kalau mau bikin undangan nggak usah satu-satu lagi.....:).



Saturday, November 10, 2012

Self Improvement is a never ending journey

“hehehe………………”, suami dan anak gadisku tidak hentinya tertawa geli mendengar tuturan ceritaku yang berbau sedikit protes. “Lah yo gimana toh pa, wong hp kok dipakai nelpon ndak bisa. Kata bapak khan nih hp Touch Screen jadi ya tak pikir dipencet di gambar telepon yang warnanya hijau sudah bisa. Lah kok ini dipencet berkali-kali tetap aja ndak bisa. Sampai orang itu berkali-kali call ndak ku angkat karena emang sama sekali aku ndak ngerti kalau ternyata jari kita geraknya harus ngeser dan bukan mencet.”

“Wah mama…..gini loh ma caranya. Dan dengan jari-jari lentiknya yang lincah,  Nadia (sulungku) mulai memainkan layar hp baruku. Dan dengan gaya tutur khasnya yang mirip seorang guru, dia mulai menerangkan  gimana harusnya aku menerima telepon plus cara menelepon di hp baru yang baru sehari sebelumnya dibelikan suami tercinta. Dan sambil mesem-mesem setengah sebel aku berhasil juga menghubungi no tadi yang ternyata adalah nomor kakakku.

Yah…..ketidaksukaanku pada dunia tekhnologi memang sudah dikenal suami dan anakku sejak dulu. Bahkan kegemaranku untuk memotret dan utak-atik scrapbooking-pun belum bisa mengalahkan keengananku untuk belajar lebih mendalam tentang tehnology gadget2 terbaru yang mungkin saja bisa melejitkan potensiku di situ.

Ingat gaptekku jadi ingat bapakku…….3 tahun yang lalu bapak membeli sebuah laptop guna menunjang kegiatan beliau setelah pensiun. Karena ternyata walau sudah memasuki masa purna bakti, bapak masih saja ingin aktif dan berguna buat masyarakat. Dan begitu selesai purna bakti sebagai PNS, bapak malah diberi kepercayaan untuk menjadi pengawas di sebuah lembaga pendidikan sebuah partai besar di Jawa Timur.  Dan begitulah dari hari ke hari, bapak memang terlihat sibuk di depan laptopnya mengerjakan pekerjaan sebagai pengawas keuangan itu. Tetapi ya begitu, setiap aku pulang ke Surabaya, bapak selalu saja bertanya apakah bisa membantunya untuk lebih mengoptimalkan penggunaan spreadssheet  excel yang dipakainya. Dan ketika di suatu saat aku berkesempatan untuk melihat pekerjaan bapak, ternyata kondisinya beliau sih memang sudah menggunakan speadsheet excel tetapi masih dalam tingkat sekedar memasukkan data dan mengolahnya dengan menu-menu excel yang sederhana saja dan belum sampai tingkatan mengoptimalkan menu-menu shortcut di dalamnya. Padahal adikkku yang jago di bidang itu katanya sudah berulang kali mengajari bapak. Tetapi dia selalu mengeluh “takon maneh….takon maneh”….hehehe. Jadi entah karena usia ataukah passion yang berbeda maka bapak tetap dianggap masih gaptek oleh anak-anaknya……maaf ya pak....hehehe.

Dan sejarah berulang lagi kini……..aku yang dianggap lebih mampu menggunakan gadget2 di jamanku ternyata masih kalah terampil dengan anak gadisku yang baru menginjak usia SD. Ups bayangan tehnologi masa depan langsung bersliweran di benakku. Kalau saat ini aku masih  berhadapan dengan tehnologi layar sentuh yang masih mengunakan media keras. Di jamannya nanti mungkin tehnologi holo akan merambah kehidupannya. Touch Air (ini istilahku sendiri….hehehe soalnya nggak ngerti istilah yang dipakai umum) akan mengantikan Touch Screen. Jadi kebayang film-film futuristic. Dan apakah aku masih bisa mengikuti ataukah harus tergagap-gagap juga seperti bapak-ku ketika beralih dari jaman Lotus ke Excel…..Entahlah. Semuanya kembali kepada diriku sendiri.

Aku berharap aku masih bisa mengejar ketertinggalanku dengan mulai sedikit-sedikit melirik tehnologi. Mengutak-atiknya kembali. Apalagi kini aku bergabung dalam sebuah komunitas “Never Ending Learning” – Institut Ibu Profesional. Tidak ada lagi kata mundur untuk mengejar ketertinggalan. Dunia tehnologi sudah harus menjadi salah satu bagian nafas kehidupanku.
Bagaimana tidak harus bersentuhan dengan dunia tehnologi....karena padatnya jadwal kegiatan yang perlu didokumentasikan maka kalau dulu kamera dan handycampku lebih banyak mengantung hampir jamuran, kini hampir setiap minggu aku harus memburu objek-objek dalam kegiatan-kegiatan yang komunitas kami lakukan. Dan karena  ingin menelorkan hasil terbaik maka untuk mengasah kemampuan fotografiku, aku jadi lebih fokus belajar subject ini dari siapapun. Dari mulai menghilangkan rasa malu untuk bertanya pada orang-orang yang lebih mumpuni, mulai sedikit-sedikit mempelajari hasil foto dari para fotografer yang kuanggap yahut hasilnya, kemudian mencoba bergabung dengan komunitas fotografer di dunia maya untuk mendapat tips dan tricknya.

Tidak hanya berhenti di situ. Lalu karena keinginan yang kuat untuk mempresentasikan hasil foto agar bisa bercerita maka aku mulai bersentuhan dengan Digital Editing dengan mulai kembali belajar dunia photoshop. Bahkan sejak kami harus mulai berurusan dengan dunia pecetakan saat komunitas kami mulai mencoba membuat buletin, maka Photoshop bukan lagi menjadi satu-satunya alat untuk mengekspresikan kecintaanku pada dunia seni scrapbooking tetapi aku mulai memaksa diriku bersentuhan dengan program CorelDraw yang ternyata lebih banyak dipakai di dunia cetak-mencetak…………..Ups!!!. benar-benar NEVER ENDING JOURNEY

Dan sebagai hasil memaksakan diri untuk mau bersentuhan dengan dunia tehnologi maka kini kini aku mulai sedikit merasa tak terlalu jauh-jauh banget tertinggal dengan anak gadisku, (itu mungkin cuma perasaanku karena kenyataan  sebenarnya untuk kecepatan menguasai sebuah program baru aku tetap jauh tertinggal darinya……hehehe).

Terbukti, dalam urusan edit-mengedit ilustrasi untuk  tulisan-tulisannya sampai saat ini ternyata masih bisa memuaskan kemauannya, karena kelihatan dia senang sekali kalau aku membuat ilustrasi tulisannya dari gambar-gambar lucu atau foto-foto  dirinya. Lalu saat dia berkegiatan baik di sekolah ataupun di luar sekolah,  dia juga masih suka memintaku untuk memotretnya, dan dia tampak percaya bahwa ibunya akan memberikan hasil foto terbaiknya walau tak sehebat fotografer profesional.

Dan kalau kemarin-kemarin ingin rasanya kembali ke hp jadulku yang nyaman dipencet-pencet tutsnya…..kini aku berfikir untuk memaksimalkan potensi gadget2 ku, mengexplorasi kemampuan mereka untuk menunjang jiwa petualanganku. Apalagi setelah aku mendengar hasil rekaman-rekaman lagu-lagu anak-anak yang kunyanyikan untuk Naila-my toodler. Ini terinspirasi “Pelangi Nada” di Rumah Inspirasinya Bu Lala dan Pak Aar. Wuik jadi tambah narcis deh……hehehe…..berasa punya suara merdu mendayu, dan berharap anakku dan aku sendiri bisa menyimpan kenangan suara-suara kami untuk nostalgia indah dan pembelajaran kami akan kehidupan yang lebih berwarna.

Jadi kini kalau dilontarkan sebuah pertanyaan : “siapkan anda untuk mengerakkan kemauan dan kemampuan diri untuk memenuhi tantangan “Self Improvement is a never ending journey” untuk memcapai kehidupan yang lebih baik?

Dengan yakin aku akan menjawab ……….mengapa tidak !!!

Thursday, September 6, 2012

Naila & her first e-book from RazKids -- When is Nightime



Malam ini kami mulai mengaktifkan hadiah kompetisi “30 hari produktif bersama anak – edisi ramadhan 1433 h”. berupa langganan e-book raz-kids. Naila langsung senang banget ketika aku pilihkan salah satu buku yaitu “When it Nighttime?”. Karena selama ini dia juga doyan banget mengulang-ulang e-book yang berjudul “Pricess and the Pea” yang ada di hp-ku. Dan kejadian-pun berulang….dia minta dibacakan berulang-ulang bahkan tidak bosan-bosan ikut mengejanya. Dan aku menangkap moment yang bisa menjadi kenangan bagi kami. Langsung di rekam pakai hp dan diunduh ke youtube……

Sebulan lalu sudah beberapa kali aku minta bapaknya untuk mendownloadkan lagi beberapa cerita dari e-book supaya Naila punya variasi bacaan. Namun karena kesibukan, bapaknya belum sempat juga mencarikan. Dan sekarang istilahnya “Pucuk Dicinta Ulam Tiba”…..hehehe. Lewat hadiah dari Institut Ibu Profesional, Naila bisa menambah khazanah dunia bacanya. 30 hari berperang melawan diri sendiri agar kuat untuk konsisten berbuah manis. Terima Kasih Bunda Septi dan Institut Ibu Profesional…….semoga hadiah ini dapat kami maksimalkan manfaatnya.

http://www.youtube.com/watch?v=gUvn7WnMQSI