Monday, February 18, 2019

Mungkin yang tidak faham IT dan cuma bisa belanja di Olshop, ngabisin duit namun gak ngerti cara kerja olshop itu gimana , akan tertawa seperti di debat tadi mlm.

Pak Prabowo mengatakan unicorn ini akan menjadi peluang keluarnya uang indonesia ke luar negeri (atau bagaimana tadi intinya seperti itulah), Lalu pendukung 01 tertawa, dijawab sama pak prabowo "silahkan anda tertawa ini masalah bangsa!"

Saya komentar dikit.
Lazada itu milik siapa ?
Tokopedia milik siapa ?
OLX milik siapa ?

Nah, investasi saham besar untuk dunia OSCommerce di indonesia mayoritas dimiliki asing, terutama pak Jack Ma!
Berbagai jenis layanan aplikasi berbayar juga hampir smua milik asing.

Contoh : hosting web itu banyak yang lokal kok. IDWEBHOST, RUMAHWEB blablabla, Tapi mereka beli ruang cloud dari luar negeri, Singapore atau US.

Belum lagi jika sudah dikondangkan CMS dan jadi sebuah olshop berbasis web, didukung dengan aplikasi mobile, tiba-tiba saja perusahaan olshop tersebut dilirik investor luar negeri dengan laba yang pastinya jatuh kemereka.

Silahkan tertawa!

Waktu itu di Bali ada wisatawan China belanja dengan weChat Pay, untungnya pasti keluar negeri (dengan broker perusahaan pariwisata China yang curang)

Lazada sahamnya terbesar dimiliki Alibaba, punya-e Kang Jack Ma.
Belum yang lain.

Jadi, perkataan Pak Prabowo tadi malam cukup berdasar sih menurut saya.

Pengembangan Startup Unicorn untuk bisnis online, harus diawasi dan waspada , karena kalo salah, tahu-tahu ada akuisisi investor asing yang tidak menguntungkan orang indonesia itu sendiri.

Copas M. Alfinas

---------------------------------------------------------------

Photo : didiclick by Kangmas
Jaga Tanah Air kita ya Nduk........Negara kita kaya akan budaya yang santun  dan orang-orang yang penuh ketulusan dalam mengabdi.

30 September 2018
Keraton Surakarta


Ratna Sarumpaet bohong! Begitulah penilaian publik. Juga hasil penyidikan. Sudah ada keputusan pengadilan? Entahlah. Publik cenderung melupakannya. Yang pasti, Ratna ditangkap dan ditahan atas kebohongan publik. Proses hukumnya? Masih misteri.

Ratna sendirian? Publik ragu. Lalu, apa tujuan dan maksud Ratna Sarumpaet melakukan itu? Publik menunggu. Kasus ini harus dibongkar. Supaya ada kejelasan dan tidak berhenti di panggung politik.

Kasus ini sudah memakan korban sejumlah tokoh dan sejumlah pendukungnya. Dituduh telah terlibat membuat hoax. Secara politik, ini merugikan. Hingga sekarang, tak jelas siapa sutradara hoax di balik Ratna Sarumpaet. Mesti diusut tuntas.

Kebohongan publik Ratna sudah menjadi kasus hukum. Maka, harus dituntaskan secara hukum. Jangan hanya berhenti di perspektif dan opini politik. Tidak baik sebagai warisan moral anak bangsa.

Kasus Ratna berlalu, muncul kasus Drijon Sihotang di Medan. Pedagang ini memasang spanduk penolakan kedatangan Sandi di salah satu pasar tradisional. Sandi menghampirinya dan ajak bicara. Santun dan ramah. Publik mengapresiasi langkah Sandi. Sabar dan dengan sikap positif.

Belakangan, ramai di media bahwa Sandi dituduh merekayasa peristiwa itu. Erick Tohir, temen dari kecil Sandi yang sekarang jadi Ketua Timses Jokowi adalah salah satu yang ikut di dalamnya. Sandi di-bully sebagai pembuat hoax yang canggih. Sandi lapor polisi? Tidak. Kendati tak terbukti.

Kasus ini justru jadi luck buat Sandi. Dapat dua poin. Pertama, karena bersikap positif. Kedua, tuduhan rekayasa tak terbukti. Publik semakin berempati kepada Sandi.

Setelah kasus Drijon, muncul Imas Siti Masitoh. Ibu muda dari Sumedang ini menangis agak histeris untuk bisa berfoto dengan Sandi. Sedikit emosional dan sensasional. Seperti adegan di film. Bahkan mirip teman Zulaikha ketika ketemu Nabi Yusuf. Sssst…kejauhan! Sekedar analogi tak masalah.

Imas caleg PAN! Itu mah direkayasa! Kentara banget! Begitulah buzzer, entah punya siapa, langsung bekerja menghajar Sandi. Ternyata, salah! Ibu Imas bukan caleg PAN.

Tidak berhenti di Imas. Ada Ilyas Daeng Ila. Orang Sulawesi. Jumpa Sandi dalam keadaan badan berlumpur. Curhat dan di-shoot kamera. Ini dia! Kata buzzer. Dapat nih bahan. Masak ketemu cawapres telanjang? Badannya berlumpur lagi. Anehnya, yang berlumpur hanya dadanya, punggungnya enggak. Pasti pencitraan! Kali ini, mampus loh!

Buzzer bekerja. Temanya: Sandi pencitraan. Di-bully habis. Bahannya menarik. Publik pasti percaya! Ternyata? Si Daeng testimoni. Dia barusan bersihin lumpur di kolong tempat tidur, setelah rumahnya diguyur banjir. Ia lakukan dengan tengkurap. Ya, pastilah yang kena lumpur dadanya. Lalu dengar kabar ada cawapres Sandiaga yang sedang blusukan ke kampungnya. Spontan si Daeng pergi, nyamperin Sandi. Kondisi badannya yang telanjang-berlumpur mendorong Sandi memanggilnya. Kok di-shoot kamera? Siapapun capres dan cawapres, semua aktifitas kampanyenya pasti dishoot kamera.

Drijon, Imas dan Ilyas Daeng harus berterima kasih kepada buzzer-buzzer itu. Karena mereka, tiga orang kampung ini mendadak jadi terkenal.

Tak kalah terkenalnya adalah Subhan. Petani Brebes ini mendadak jadi populer. Kepilauan hatinya sebagai petani akibat harga bawang yang hancur, mendorong ia terpaksa menumpahkan banyak air mata ketika curhat ke Sandi. Kenapa ke Sandi? Subhan mungkin berpikir bahwa Sandi orang yang tepat. Bisa memberi solusi. Tentu, setelah terpilih jadi wapres.

Masak laki-laki segagah itu menangis? Lebay! Ngaku-ngaku miskin dan rumahnya tergadai. Padahal pakai jam tangan mahal. Ganjil! Lalu diusut, ternyata Subhan mantan komisioner KPUD. Ini dia! Bahan bagus banget. Kalau yang satu ini tidak akan salah lagi. Gak bakal meleset. Pikir tim buzzer.

Buzzer pun bekerja. Dilengkapi dengan surat pernyataan bermaterai bahwa Subhan minta maaf karena telah melakukan kebohongan publik. Surat pernyataan ini beredar masif di medsos. Publik terkesima. Ada-ada ini Sandi! Nalar publik mulai terkecoh.

Untung ada TV One. Langsung wawancara Live dengan Subhan. Di TV, Subhan bersuara. Suaranya keras. Nampak kesal dan emosional. Terutama kepada Guntur Romli, atas tulisan dan komentarnya di medsos. Subhan tegas: tak ada rekayasa. Tak pernah ia buat surat pernyataan itu. Dan Subhan sudah melaporkan Guntur Romli dan si pembuat surat palsu ke Bareskrim. Akankah laporan Subhan ditindaklanjuti? Kita percayakan pada polisi. Rakyat menunggu.

Empat kasus, dengan menyisakan pertanyaan terkait kasus Ratna Sarumpaet, seolah memberi kesimpulan kepada publik bahwa ada sekenario meng-hoak-kan Prabowo-Sandi. Ini seperti bagian dari strategi politik. Ada penggiringan opini. Oleh siapa? Aneh kalau anda gak tahu! Pokoknya, apapun yang dilakukan Prabowo dan Sandi diopinikan sebagai hasil rekayasa. Sayangnya, tak berhasil.

Bersamaan dengan strategi meng-hoak-kan Prabowo-Sandi, viral video incumben yang sedang disutradarai. pertama, ketika shooting pidato. Kedua, dikejar-kejar sejumlah ibu-ibu yang bergantian menghampiri dan menangis saat incumben duduk di dalam mobil. Lengkap dengan suara sutradara dan pengarah gerakan.

Publik bertanya: kenapa video ini viral? Siapa yang berani memviralkan? Sebagian orang justru curiga. Menduga video ini sengaja diviralkan. Tujuannya? Memberi pesan bahwa kampanye itu adalah bagian dari pencitraan. Dalam politik, itu sah-sah saja dan wajar. Maka, Sandi pasti juga melakukan hal yang sama: pencitraan. Inilah “mungkin” pesan yang ingin disampaikan melalui bocornya dua video itu.

Selama ini, pesona Sandi berhasil melampaui incumben. Konsisten menggerus suara. Maka, strategi meng-hoak-kan (menciptakan opini pencitraan) Prabowo-Sandi boleh jadi dianggap efektif.

Sayangnya, strategi ini ceroboh. Tak digarap dengan rapi dan hati-hati. Serampangan dan terkesan amatiran. Akhirnya, justru jadi blunder.

Terbongkarnya empat kasus di atas menyadarkan rakyat betapa politik itu tak lagi punya batas norma dan rambu moral. Semua cara dihalalkan, kendati tak elegan. Ambisi untuk menang membuat sejumlah pihak gelap mata. Hati nurani tak lagi memiliki fungsi. Ironis!

Tapi, setidaknya, empat kasus ini memberi pelajaran sekaligus berhasil membuka mata rakyat siapa sesungguhnya para pemain hoak itu. Siapapun mereka, mari kita lawan!

Jakarta, 17 Februari 2019



Dr. TONY ROSYID

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Cakrawarta.com

-----------------------------------------------
Photo : didiclick by Naila


Sunday, February 17, 2019

Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Cicak yang melihatnya tertawa.
“Hai pipit.!!… bodohnya yang kau lakukan itu.. Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu…??.!!

Burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak.. memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yg besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizhalimi. Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak”.

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Tapi Allah melihat dimana Ia berpihak

Hikayat ini terjadi sekarang..
dan akan terus berulang
Saat Alquran dinistakan, suara azan permasalahkan, bendera tauhid di bakar dan
Pembela Agama dikriminalisasi..
Aku bertanya padamu sahabat..

Dimana kau berpihak..??

Memang, pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah..

Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak

Renungkanlah sejenak..!!

SALAM AKAL SEHAT

---------------------------------------------------------
Photo : didiclick
Episode mampir warung makan,. Naila tetap pilih ayam goreng. Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba dia nyeletuk. "Ma....ma....lihat ayamnya kayak jari mama biasanya.....hahaha".
Weh iyo yo Nai.

Pancen ukhuwah itu harus dinomer satukan.
Tapi pilihan presiden tetap no 2. Ayam aja tahun ini pilih no 2 for #Prabowo-Sandi....hehehe

Salatiga, Desember 2019
Warung Makan Bu Toha-Tuntang


Saturday, February 16, 2019

N2    : Pak, boleh ya kita buka coklatnya

Bpk  : Loh, itu coklat buat mama. Tanya dulu sama mama. (Kemarin beliaunya bilang, "ini ma, tak oleh-olehin coklat. Gantian....masak anaknya terus yang dioleh-olehin....hehehe).

N1    : wuik, sungguh itu buat mama, bukan kita Nai. Hmmmm bapak rek.

N2.    : Boleh ya ma dibuka.

Ma     : Boleh (wong bagi mama-e coklat itu luxury thing sampai sekarang. Jadi sepanjang apapun coklatnya, tetap sekali makan cuma 1 slice kecil, tapi menikmtinya bisa 3 menit gigitan penuh perasaan.....hahaha)

N1.   : Ngapain bapak bawain coklat.

Ma.   : Yo sekali-kali lah Nad. Sing jelas bukan karena Valen**** Day.....hahaha. Ra usah melu-melu yo.

N1 yang sudah SMA : halah ma, wong aku aja nggak ingat kalau tanggal2 kemarin ada VD.

Ma.   : Alhamdulilah.....Yok sopo mau coklat. Isuk2 malah sarapan coklat kita..hahaha

-------------------------------------------------------------------
Photo : didiclick
Edisi dioleh-olehin suami semalam yang baru pulang dari Pulau D.
Rupanya beliau ingat terakhir kali pulang bepergian istri pura2 ngambek karena kecapekan. Ini wujud edisi melumerkan hati istri....hahaha.
Jazakillah khoiron Kangmas. Selalu ada untuk.mendidik 2 buah hati kita

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ

“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku”

Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)

Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat.

Lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita keturunan yang shalih dan shalihah. Wallahul musta’an.

Surabaya, 16 Februari 2019
Dan 2 buku ini menghiasi meja kami sampai 4-6 bulan ke depan.


Friday, February 8, 2019

Emak selalu bilang bahwa pengetahuan yang tidak dibagi dengan orang lain menjadi kekayaan yang hilang dari akal.

-Emak- Daoed J
Hal 120

--------------------------------------------

Photo : didiclick
Episode menyerahkan 2 karya antalogi yang sudah keluar ke perpusda Salatiga. Alhamdulillah satu lagi mimpi tercapai. Berharap suatu hari ada karya yang ikut rapi berjejer mengisi rak-rak perpustakaan milik negara. Aamiin

- Finally I Found You
- Berlian Masa Depan