Sunday, January 13, 2019

Kemudian sambil duduk-duduk di "Oranjeplein" dengan makan kacang goreng dan minum eskrim, paman menganjurkan aku untuk mulai melatih dan membiasakan menulis.

Pilihlah setiap kata menurut makna yang dikandungnya dan kemudian susun kata-kata itu menjadi kalimat hidup yang bertutur kepada kegelapan dan ketidakpedulian. Tunggulah gemanya.

Bila bergaung, betapapun lemah suaranya, kirim lagi kalimat-kalimat lain hingga terangkum menjadi kisah yang mengandung pesan tertentu bagi nurani manusia.

Jadikan tulisanmu itu sebagai cara kau melihat, cara kau berpikir dan merasakan, cara kau hidup, cara kau memposisikan kemanusiaanmu.

Dan siapakah yang bisa mengubah, bahkan memupus pandanganmu, meredam pikiranmu, melenyapkan pesanmu, mematikan nuranimu?

Tak ada seorang pun, tandas paman. Kau bisa mati tetapi tulisanmu tidak.

-------------------------------------------------------------------------
Cuplikan buku "Emak Penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne"
By Daoed Joesoef

Photo : didiclick
Di Bis Eka jurusan Sby -Sltg. Naila lagi tertarik baca "Pulang" nya Tere Liye
Di Bab Si Babi Hutan dia terkekeh-kekeh menemukan kosakata baru "Babi Hutan"
14 Oktober 2018


No comments: