Sepiring Tempe Mendoan yang dicocol dengan sambel kecap terasa nikmat saat aku mengecapnya di siang ini, walau kuakui bahan dasar tempenya jelas kalah jauh dengan tempe Malang. Siang ini aku benar-benar nggak berminat untuk menyentuh nasi....rasa neg ketika melihat nasi di dalam rice cooker membuatku mengurungkan niat untuk menyendoknya. Jadilah makan siangku hanyalah Tempe Mendoan. Kenyang juga....iyalah kalau habisnya sampai 8 potong....he...he...Mas sendiri ikut nyocol tapi plus sepiring kecil nasi putih.....dan Nadia jelas-jelas menolak dengan mengatakan full (dia baru saja menghabiskan semangkuk mie bikinan bapaknya dan beberapa potong coklat cadbury).
Ngomong-ngomong tentang Tempe.....aku jadi teringat kota Malang yang terkenal dengan kelezatan tempe-nya. Dan aku sangat beruntung, walaupun aku bukan orang Malang tetapi aku memiliki bulik (adik bapak) yang sudah lama tinggal di Malang. Jadi setiap kita pergi ke Malang dan berkesempatan tinggal di rumah bulik maka hidangan Tempe Goreng di pagi hari menjadi menu sarapan favorite kami. Sepiring Nasi hangat dengan lauk tempe dan sambel ditambah dinginnya udara Malang membuat kami pinginnya nambah dan nambah lagi.
Tempe Malang biasanya dijual dalam bentuk kotak-kotak besar yang kemudian kita harus iris tipis-tipis sebelum digoreng....itu kalau kita pingin jadikan dia tahu goreng garing....atau diiris dadu kecil jika kita ingin membuat sambal goreng tempe ataupun dipotong bentuk kotak korek api kalau kita mau mengolahnya menjadi kering tempe. Dulu sewakti aku masih kecil, tempe biasanya dijual dengan di bungkus daun pisang yang bermanfaat untuk menciptakan harum aroma tempe yang sedap....ihik...ihik....jadi kangen aromanya, tapi kini karena kemunduran jaman (dengan alasan produksi masal) maka banyak tempe yang dijual dalam bungkusan plastik (padahal ini jelas mengurangi aroma aslinya).
Tempe lain yang kukenang dan selalu kurindukan adalah Tempe Madiun/Magetan. Kedua daerah itu merupakan desa kedua orang tua-ku menghabiskan masa kecil-nya. Tapi Seperti biasa plastik mulai mengikis fungsi daun waru (kalau tidak salah) sebagai pembungkusnya. Tempe di kedua desa ini biasanya dibuat berupa lempengan tempe selebar hp yang dibungkus dengan daun pisang dan daun waru yang kemudian diikat dengan semacam tali yang terbuat dari bambu. Setiap lebaran, maka kami para anak dan cucu yang perempuan bertugas untuk membantu embah putri dan bulik-bulik memasak di dapur dengan kompor yang waktu itu masih berupa cekungan yang diberi kayu sebagai bahan bakar. Dan proses itu membuat hidangan selalu terasa lebih nikmat di sana. Setiap hampir jam makan siang maka kami berkumpul di dapur untuk masak sama-sama....karena kita harus menyediakan makanan untuk lebih dari 50 orang....iya dalam satu rumah kalau ngumpul semua jumlah anggota keluarga bisa jadi lebih dari 50 orang. Di dapur mbah putri aku kadang kebagian jatah membuka daun tempe ....trus tempenya dijelupin ke adonan tepung dan sreng......digoreng garing buat teman makan pecel dan krupuk pulinya......jadi pingin nangis inget masa-masa kecil itu. Makasih bapak buat selalu mengajak kami pulang ke kampung halaman sehingga kami punya kenangan akan desa-desa di mana bapak dan ibu menghabiskan masa kecilnya....Nah kok jadi melo.....
Sayang banget ketika kami tinggal di Balikpapan selama 2 tahun, kami belum pernah menemukan tempe seenak tempe di kedua tempat itu, bahkan tempe sekelas Surabaya yang grasanya biasa-biasa aja juga agak sulit ditemui. Apalagi di Aussie, kami harus merelakan cita rasa yang berbeda karena tempe yang kami beli adalah frozen tempe....yang rasanya yah cuma setingkat lumayan buat mengobati kerinduan akan tempe kampung halaman daripada tidak ada sama sekali....he...he....
Mau buat sendiri kok udah kepikiran ribetnya. Lagian nggak pernah aku kepikiran untuk menyentok ragi tempe dari Indonesia.....:D. Tapi siapa tahu suatu hari nanti aku kepikiran untuk membuat sendiri kalau-kalau bahan yang diperlukan ada di sekitarku, jadi dari "Harian Kompas" aku mencatat tahap-tahap pembuatannya....mungkin bisa bermanfaat juga buat oran lain.
Proses Pembuatan Tempe
Tahap 1. Kedelai (dengar2 Tempe Malang, kedelainya import dari US dan China ...) dibersihkan, dicuci dan direbus sampai matang.
Tahap 2. Trus dipisahkan antara biji dan kulitnya dengan cara diaduk-aduk.
Tahap 3. Direndam buat menurunkan tingkat keasaman.
Tahap 4. Biji kedelai yang sudah terkelupas dan bersih trus direbus lagi sampai mencapai temperatur 100 derajat celcius.
Tahap 5. Didinginkan, trus kedelai dicampur dengan ragi sampai merata. Trus dibungkus. Ragi tadi akan meransang pertumbuhan "jamur tempe" yang berfungsi untuk mengikat biji-biji kedelai satu dengan lainnya sekaligus terjadilah proses fermentasi. setalah 36 jam kedelai bercampur ragi tersebut sudah bisa berubah menjadi tempe.
Tergerah dari menginggat Tempe sebagai bahan Tempe Goreng dan Tempe Mendoan aku lalu searching makanan dengan bahan tempe lainnya, alu nyasar ke blog yang membahas Sambel Tumpang. Langsung deh kebayang lagi masa kecil-ku saat aku sering makan Nasi Pecel dengan tambahan Sambel Tumpang, lezatnya aja masih kebayang sampai sekarang.
Di RT kami sekitar 10 rumah dari tempat tinggal kami (saat itu kami masih tinggal di Darmokali-Surabaya) hampir setiap pagi warung pecel yang hanya mengandalkan sebuah meja dan bangku panjang membuka dagangan di depan rumah seorang peranakan cina (aku masih ingat rumah itu menjorok ke jalan dan sebidang kecil terasnya ditutup semua dengan kawat). walaupun cuma berdagang dengan sebuah meja kecil tapi warung itu cukup terkenal di wilayah kami seingatku kami biasa memanggil penjualnya dengan pangilan Bulek Par (nyoba-nyoba ngingget)....pecelnya beda dari pecel-pecel yang lain yang kumakan di jaman itu karena dalam sepincuk pecel bakal kau temui sambel yang berbahan dasar tempe dan rasanya gurih karena dimasak dengan menggunakan santan...itulah sambel tumpang. Menjadi makin nikmat lagi ketika rempeyek yang diremukkan di dalam bungkusan pecel itu juga bersatu dengan lezatnya sambel pecel. Semua bahannya adalah HomeMade. Lezatnya...apalagi rebusan sayurannya ditambahn dengan Daun Turi dan Lamtoro......Saat aku masih kecil makanan itu terasa nikmat bagiku.....dan ketika aku searching di internet mengenai nikmatnya pecel yang berbahan baku Daun Turi dan Lamtoro membuat aku semakin mensyukuri lagi keberuntunganku di masa kecil.
Tempe Mendoan
Bahan:
Tempe, diiris tipis
Daun kucai/daun bawang, diiris, secukupnya
Tepung Terigu
Air Matang
Bumbu Halus:
Ketumbar bubuk
kemiri, sangrai sebentar
Bawang putih
garam
Cara Membuat:
* Aduk tepung dengan air hingga rata, kemudian tambahkan bumbu halus dan irisan daun bawang.
* Celupkan tempe yang sudah diiris tipis ke dalamnya kemudian goreng dalam minyak yang sudah cukup panas.
Sambel Tumpang
Bahan:
Tempe Segar
Tempe Busuk
Santan
Air secukupnya (sesuai selera)
Lengkuas
Daun Salam
Daun Jeruk
Bumbu Halus:
Bawang Merah
Bawang Putih
Cabe Merah
Cabe Rawit
Ketumbar
Kencur
Garam
Gula (bila suka)
Cara Membuat:
* Haluskan kedua jenis tempe
* Masak tempe bersama dengan bumbunya, tambahkan air, biarkan hingga mendidih dan bumbu meresap
* Masukkan santan, rebus kembali hingga mendidih dan mengental. Angkat.
Malam ini bikin Sambel Tumpang ahhhh....buat lauk.
Ngomong-ngomong tentang Tempe.....aku jadi teringat kota Malang yang terkenal dengan kelezatan tempe-nya. Dan aku sangat beruntung, walaupun aku bukan orang Malang tetapi aku memiliki bulik (adik bapak) yang sudah lama tinggal di Malang. Jadi setiap kita pergi ke Malang dan berkesempatan tinggal di rumah bulik maka hidangan Tempe Goreng di pagi hari menjadi menu sarapan favorite kami. Sepiring Nasi hangat dengan lauk tempe dan sambel ditambah dinginnya udara Malang membuat kami pinginnya nambah dan nambah lagi.
Tempe Malang biasanya dijual dalam bentuk kotak-kotak besar yang kemudian kita harus iris tipis-tipis sebelum digoreng....itu kalau kita pingin jadikan dia tahu goreng garing....atau diiris dadu kecil jika kita ingin membuat sambal goreng tempe ataupun dipotong bentuk kotak korek api kalau kita mau mengolahnya menjadi kering tempe. Dulu sewakti aku masih kecil, tempe biasanya dijual dengan di bungkus daun pisang yang bermanfaat untuk menciptakan harum aroma tempe yang sedap....ihik...ihik....jadi kangen aromanya, tapi kini karena kemunduran jaman (dengan alasan produksi masal) maka banyak tempe yang dijual dalam bungkusan plastik (padahal ini jelas mengurangi aroma aslinya).
Tempe lain yang kukenang dan selalu kurindukan adalah Tempe Madiun/Magetan. Kedua daerah itu merupakan desa kedua orang tua-ku menghabiskan masa kecil-nya. Tapi Seperti biasa plastik mulai mengikis fungsi daun waru (kalau tidak salah) sebagai pembungkusnya. Tempe di kedua desa ini biasanya dibuat berupa lempengan tempe selebar hp yang dibungkus dengan daun pisang dan daun waru yang kemudian diikat dengan semacam tali yang terbuat dari bambu. Setiap lebaran, maka kami para anak dan cucu yang perempuan bertugas untuk membantu embah putri dan bulik-bulik memasak di dapur dengan kompor yang waktu itu masih berupa cekungan yang diberi kayu sebagai bahan bakar. Dan proses itu membuat hidangan selalu terasa lebih nikmat di sana. Setiap hampir jam makan siang maka kami berkumpul di dapur untuk masak sama-sama....karena kita harus menyediakan makanan untuk lebih dari 50 orang....iya dalam satu rumah kalau ngumpul semua jumlah anggota keluarga bisa jadi lebih dari 50 orang. Di dapur mbah putri aku kadang kebagian jatah membuka daun tempe ....trus tempenya dijelupin ke adonan tepung dan sreng......digoreng garing buat teman makan pecel dan krupuk pulinya......jadi pingin nangis inget masa-masa kecil itu. Makasih bapak buat selalu mengajak kami pulang ke kampung halaman sehingga kami punya kenangan akan desa-desa di mana bapak dan ibu menghabiskan masa kecilnya....Nah kok jadi melo.....
Sayang banget ketika kami tinggal di Balikpapan selama 2 tahun, kami belum pernah menemukan tempe seenak tempe di kedua tempat itu, bahkan tempe sekelas Surabaya yang grasanya biasa-biasa aja juga agak sulit ditemui. Apalagi di Aussie, kami harus merelakan cita rasa yang berbeda karena tempe yang kami beli adalah frozen tempe....yang rasanya yah cuma setingkat lumayan buat mengobati kerinduan akan tempe kampung halaman daripada tidak ada sama sekali....he...he....
Mau buat sendiri kok udah kepikiran ribetnya. Lagian nggak pernah aku kepikiran untuk menyentok ragi tempe dari Indonesia.....:D. Tapi siapa tahu suatu hari nanti aku kepikiran untuk membuat sendiri kalau-kalau bahan yang diperlukan ada di sekitarku, jadi dari "Harian Kompas" aku mencatat tahap-tahap pembuatannya....mungkin bisa bermanfaat juga buat oran lain.
Proses Pembuatan Tempe
Tahap 1. Kedelai (dengar2 Tempe Malang, kedelainya import dari US dan China ...) dibersihkan, dicuci dan direbus sampai matang.
Tahap 2. Trus dipisahkan antara biji dan kulitnya dengan cara diaduk-aduk.
Tahap 3. Direndam buat menurunkan tingkat keasaman.
Tahap 4. Biji kedelai yang sudah terkelupas dan bersih trus direbus lagi sampai mencapai temperatur 100 derajat celcius.
Tahap 5. Didinginkan, trus kedelai dicampur dengan ragi sampai merata. Trus dibungkus. Ragi tadi akan meransang pertumbuhan "jamur tempe" yang berfungsi untuk mengikat biji-biji kedelai satu dengan lainnya sekaligus terjadilah proses fermentasi. setalah 36 jam kedelai bercampur ragi tersebut sudah bisa berubah menjadi tempe.
Tergerah dari menginggat Tempe sebagai bahan Tempe Goreng dan Tempe Mendoan aku lalu searching makanan dengan bahan tempe lainnya, alu nyasar ke blog yang membahas Sambel Tumpang. Langsung deh kebayang lagi masa kecil-ku saat aku sering makan Nasi Pecel dengan tambahan Sambel Tumpang, lezatnya aja masih kebayang sampai sekarang.
Di RT kami sekitar 10 rumah dari tempat tinggal kami (saat itu kami masih tinggal di Darmokali-Surabaya) hampir setiap pagi warung pecel yang hanya mengandalkan sebuah meja dan bangku panjang membuka dagangan di depan rumah seorang peranakan cina (aku masih ingat rumah itu menjorok ke jalan dan sebidang kecil terasnya ditutup semua dengan kawat). walaupun cuma berdagang dengan sebuah meja kecil tapi warung itu cukup terkenal di wilayah kami seingatku kami biasa memanggil penjualnya dengan pangilan Bulek Par (nyoba-nyoba ngingget)....pecelnya beda dari pecel-pecel yang lain yang kumakan di jaman itu karena dalam sepincuk pecel bakal kau temui sambel yang berbahan dasar tempe dan rasanya gurih karena dimasak dengan menggunakan santan...itulah sambel tumpang. Menjadi makin nikmat lagi ketika rempeyek yang diremukkan di dalam bungkusan pecel itu juga bersatu dengan lezatnya sambel pecel. Semua bahannya adalah HomeMade. Lezatnya...apalagi rebusan sayurannya ditambahn dengan Daun Turi dan Lamtoro......Saat aku masih kecil makanan itu terasa nikmat bagiku.....dan ketika aku searching di internet mengenai nikmatnya pecel yang berbahan baku Daun Turi dan Lamtoro membuat aku semakin mensyukuri lagi keberuntunganku di masa kecil.
Tempe Mendoan
Bahan:
Tempe, diiris tipis
Daun kucai/daun bawang, diiris, secukupnya
Tepung Terigu
Air Matang
Bumbu Halus:
Ketumbar bubuk
kemiri, sangrai sebentar
Bawang putih
garam
Cara Membuat:
* Aduk tepung dengan air hingga rata, kemudian tambahkan bumbu halus dan irisan daun bawang.
* Celupkan tempe yang sudah diiris tipis ke dalamnya kemudian goreng dalam minyak yang sudah cukup panas.
Sambel Tumpang
Bahan:
Tempe Segar
Tempe Busuk
Santan
Air secukupnya (sesuai selera)
Lengkuas
Daun Salam
Daun Jeruk
Bumbu Halus:
Bawang Merah
Bawang Putih
Cabe Merah
Cabe Rawit
Ketumbar
Kencur
Garam
Gula (bila suka)
Cara Membuat:
* Haluskan kedua jenis tempe
* Masak tempe bersama dengan bumbunya, tambahkan air, biarkan hingga mendidih dan bumbu meresap
* Masukkan santan, rebus kembali hingga mendidih dan mengental. Angkat.
Malam ini bikin Sambel Tumpang ahhhh....buat lauk.
No comments:
Post a Comment