Diinspirasi oleh kisah nyata di tahun 1988 tentang 4 orang anak (mereka memiliki ayah yang berbeda dan tidak terdaftar kelahirannya) yang telah ditelantarkan oleh ibunya dan harus berjuang untuk hidup sendiri selama 6 bulan. Aneh-nya kondisi mereka sama sekali tidak diketahui oleh para penghuni flat yang lain.
Kisah ini diawali kepindahan Keiko (Sang Ibu) bersama anak lelakinya Akira yang baru berumur 12 tahun. Akira diperkenalkan kepada Landlord sebagai anak satu-satunya. Padahal sebenarnya Keiko memiliki 3 anak lainnya yang tidak ingin diperlihatkan kepada umum. Dalam kepindahan itu 2 orang anak terkecil yaitu Shigeru dan Yuki diselundupkan di dalam koper. Sedangkan Kyoko harus menunggu dijemput malam2 oleh Akira di setasiun dan diselundupkan diam2 ke apartemen. Agar keberadaan ketiga anak lainnya tidak diketahui maka Keiko membuat aturan ketat yang harus dipatuhi mengenai kerahasiaan mereka. Mereka tidak boleh mengeluarkan suara-suara keras, tidak boleh keluar rumah bahkan keluar ke balkon pun tidak boleh.
Akira menjadi tumpuan ibunya untuk mengurus segala urusan rumah tangga sementara ibunya keluar rumah. Dia yang berbelanja, memasak dan mengurus segala urusan finansial. Sementara Kyoko mendapat tugas untuk mencuci dan menjaga Yuki dan Shigeru. Sebagai anak-anak mereka berempat sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk bisa melakukan sesuatu, Akira sangat ingin sekolah dan bermain baseball, Kyoko ingin bisa bermain piano, Shigeru sangat ingin bermain bebas di luar, dan Yuki yang masih kecil cukup puas untuk bermain-main dengan boneka dan saudara-saudaranya.
Ibu mereka mulai suka meninggalkan mereka. Dari mulai hitungan malam, hari dan akhirnya dia menghilang dengan meninggalkan uang dan pesan kepada Akira untuk menjaga saudara-saudaranya. Awalnya ketika ditinggal hanya beberapa hari dan uang yang ditinggalkan ibunya tidak cukup, maka Akira meminta tolong kepada pacar-pacar ibunya sebelumnya. Tapi mereka juga tidak bisa menolong banyak. Ketika akhirnya ibunya benar-benar meninggalkan mereka untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan dengan secarik pesan bahwa dia akan mengirimkan uang maka semakin parahlah penderitaan mereka.
Akira pada awalnya memberontak dengan keadaan ini dengan bergaul dengan anak-anak nakal yang suka mencuri di toko. Walau akhirnya dia sadar dan mulai fokus untuk menjaga saudara-saudaranya lagi. Persediaan uang makin menipis....hingga tidak ada lagi uang yang tersisa. Akira harus mulai mencari jalan keluar. Melamar pekerjaan di toko dilakukannya walau akhirnya ditolak karena umurnya yang masih di bawah 16 tahun. Tetapi para pekerja toko itu sangat membantunya...setiap hari dia akan menunggu di belakang toko untuk mendapatkan makanan dari toko tersebut.
Akhirnya Akira memutuskan bahwa saudara2 nya harus menghirup udara kebebasan di luar....sungguh merupakan hal yang sangat dinant-nantikan oleh mereka dan mereka sangat takjub. Tetapi karena tagihan rekening listrik tidak mampu dibayar maka mereka hidup dalam kepanasan di flat kecil tersebut, dan karena tagihan rekening air juga tidak mampu dia bayar maka mereka harus mandi dan mencuci di taman. Hari ke hari mereka harus melakukan itu dan menunggu tanpa kepastian kapan ibunya akan pulang. Mereka akhirnya juga memiliki teman (Saki) yang membantu mereka mengisi hari-hari sepi mereka.
Suatu hari mereka harus kehilangan Yuki yang terjatuh dari kursi.....Akira dan Saki merawat mayat Yuki...memakaikan sepatu kesayangan-nya, membelikan coklat kesenangannya...dan kemudian membawa mayat Yuki dengan koper yang dulu dipakai untuk menyembunyikan Shigeru, kemudian membawa mayat tersebut ke tanah lapang dekat airport dengan harapan Yuki akan setiap hari bisa melihat pesawat terbang seperti janji Akira sebelumnya.
Film ini tanpa air-mata. Dari awal sampai akhir nggak ada airmata yang menetes dari mereka. tetap ekspresi dingin dari mereka menjadi wakil kepedihan hati anak-anak yang ditelantarkan tetapi memilih untuk bertahan dalam hidup yang keras ini.
"There is no trust more sacred than the one the the world holds with children. There is no duty more important than ensuring that their rights are respected, that their welfare is protected, that their lives are free from fear and want, and they grow up in peace"
[Kofi Anman- The Secretary General of The United Nations]
No comments:
Post a Comment