Bangun tidur nggak terus mandi.....malah kepikiran kondisi di Balikpapan. 9 July 2008 kemarin merupakan peristiwa tragis dalam hidup kami. Banjir melanda Balikpapan. Rumah kami pun nggak luput juga dari bencanan ini. Terendam air setinggi 1 m. Sebuah peringatan menuju kebaikan dari Allah SWT. Sepupu kami Mas Hendro melaporkan bahwa barang-barang elektronik di rumah tidak bisa diselamatkan.
Kami masih beruntung bahwa kami saat kejadian tidak berada di tempat. Coba bayangkan kalau saat itu kami ada di sana. Pasti yang adalah kepanikan.....seperti yang biasa terjadi kalau kami tahu hujan lebat akan datang. Maklum rumah kami dekat aliran sungai kecil....walaupun kami hanya pernah mengalami satu kali banjir kecil sebelumnya....cuma trauma itu masih ada. Gimana nggak buku ensiklopedia Nadia yan baru saja di beli harus jadi korban.
Lucunya kejadian itu terjadi tepat di hari yang sama Bapak dan Ibu datang dari Surabaya untuk menenggok kami. Jadi begitu dijemput dari Airport....masuk rumah.....maka disambut dengan lumpur yang mengotori lantai rumah.....kasihan bapak-ibu harus ikut bersih-bersih rumah. Jadi acara ngepel dan bakar-bakar barang yang tergenang air menjadi sambutan kami untuk kedatangan ortu kami yang pertama di rumah Balikpapan.
Kejadian ini membuat-ku berpikir, apakah kita bisa mencegah hal itu terjadi. Aku belum bisa berpikir tentang hal yang besar yang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyelamatkan rakyatnya. Namun mungkin aku mulai dari diri kami sendiri sebagai individu yang merupakan bagian dari komunitas besar.
Belajar dari pengalaman tinggal di Aussie. Aku terkesan dengan cara mereka bersahabat dengan alam. Terutama dalam hal-hal yang aku yakin masuk dalam lingkaran penyebab bencana2. Seperti Penanggulangan Sampah, Penyelamatan Hutan, Penyediaan Air Bersih dan Perlindungannya, Drainage, Usaha Penyadaran Masyarakat.
Kami masih beruntung bahwa kami saat kejadian tidak berada di tempat. Coba bayangkan kalau saat itu kami ada di sana. Pasti yang adalah kepanikan.....seperti yang biasa terjadi kalau kami tahu hujan lebat akan datang. Maklum rumah kami dekat aliran sungai kecil....walaupun kami hanya pernah mengalami satu kali banjir kecil sebelumnya....cuma trauma itu masih ada. Gimana nggak buku ensiklopedia Nadia yan baru saja di beli harus jadi korban.
Lucunya kejadian itu terjadi tepat di hari yang sama Bapak dan Ibu datang dari Surabaya untuk menenggok kami. Jadi begitu dijemput dari Airport....masuk rumah.....maka disambut dengan lumpur yang mengotori lantai rumah.....kasihan bapak-ibu harus ikut bersih-bersih rumah. Jadi acara ngepel dan bakar-bakar barang yang tergenang air menjadi sambutan kami untuk kedatangan ortu kami yang pertama di rumah Balikpapan.
Kejadian ini membuat-ku berpikir, apakah kita bisa mencegah hal itu terjadi. Aku belum bisa berpikir tentang hal yang besar yang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyelamatkan rakyatnya. Namun mungkin aku mulai dari diri kami sendiri sebagai individu yang merupakan bagian dari komunitas besar.
Belajar dari pengalaman tinggal di Aussie. Aku terkesan dengan cara mereka bersahabat dengan alam. Terutama dalam hal-hal yang aku yakin masuk dalam lingkaran penyebab bencana2. Seperti Penanggulangan Sampah, Penyelamatan Hutan, Penyediaan Air Bersih dan Perlindungannya, Drainage, Usaha Penyadaran Masyarakat.
No comments:
Post a Comment