Hari pertama, saat ku bilang padanya bahwa setiap hari mama akan menyelipkan surat kecil untuknya tapi tidak boleh dibuka sebelum sampai di sekolah ….dengan tatapan wajah heran dia memandangiku sambil bertanya. “Apaan si ma ?”……dan kami berdua (aku dan bapaknya) hanya senyam-senyum penuh arti. “Lihat saja nanti”….dan dengan wajah khas remajanya yang selalu ditampilkan kalau dia belum dapat jawaban yang memuaskan diapun berpamitan.
Lah sepanjang hari aku malah yang penasaran….dan pingin cepat-cepat ngerti tanggapannya. Begitu dia pulang langsung kutanya….”gimana perasaanmu kak dengan memo kecil mama?” tanyaku penasaran. Lalu dia menjawab, “kukira mama mau kasih surprise ngajak pindah sekolah ke luar negeri lagi”…..hehehe. Wah hari pertama ternyata langsung memo kecilku menunjukkan jurus saktinya alias manfaatnya. Dari situ paling tidak aku jadi tahu kalau salah satu harapannya adalah diajak sekolah lagi ke luar negeri…..hehehe.
Memo kami di hari pertama………..bapaknya memilih berexpresi lewat nyempilkan gambar matahari yang tersenyum….hehehe. Keterbatasan kemampuan artistik kami tidak mampu membendung keinginan kami untuk berekspresi….xixixi. Partisipasi seperti itulah yang membuat aku makin percaya bahwa dia mendukungku 100% untuk menjadi ibu yang lebih baik bagi anak-anakku.
Hari kedua tetap berlanjut. Kalau di hari pertama hanya nasehat singkat dari kami. Maka di hari kedua kami mulai tambahkan “Wisdom Quote” yang kami ambil dari koleksi catatan kami plus kumpulan “Joke” atau “Banyolan”. Dengan harapan dia akan baca dan di sharing ke teman-temannya untuk membuat pagi hari mereka ceria….prinsipnya “pikiran bahagia akan membuat mudah untuk mengikat ilmu sepanjang harinya”.
Berlanjut terus ke hari-hari sekolah berikutnya, kadang di memo-memo itu kita tulisan pesan-pesan yang relevan dengan kegiatan dia hari itu. Oh ya akhir-akhir ini Nadia mulai hobby bercerita lagi ….sepulang sekolah pasti ada saja cerita yang mengalir dari mulutnya. Dan itu sangat membantu kami untuk memahami dirinya dan tantangan-tantangan yang dihadapinya selama proses menjadi remaja. Tapi jujur saja jarang sekali dia bercerita tentang “pelajaran-pelajaran” di sekolahnya. Kalau tentang sekolah, ceritanya kebanyakan berkisar pada kegiatan dia bersama teman-temannya, keusilan anak-anak lelaki yang membuat dia bertekad untuk membikin aturan yang mengurangi keusilan mereka (….hahaha), art dan drama di kelas Seni Budaya dan Ketrampian yang kelihatannya sangat menarik hatinya.
Dan hari ini ketika kutanya lagi bagaimana perasaannya tentang mocil-mocil mama dan bapaknya. Dia tersenyum dan berkata “Aku suka ma…………”. Alhamdulillah…..satu proyek abadi bisa akan terus berlanjut.
“Membingkai rangkaian kata bermakna sebagai penambah motivasi serta ekspresi cinta"
- for nadia -
No comments:
Post a Comment