Pingin masukin artikel yang ada di majalah Menu Sehat ini sebagai penginggat plus siapa tahu ada membutuhkan informasinya.
Mie dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa telur. Jadi teringat seorang chef yang bikin Mie homemade alias bikin sendiri. Ditarik...diulur trus diputer2 dan bim salabim bongkahan terigu lentur itu kemudian terurai menjadi sulur-sulur mie......wah jadi membayangkan seandainya aku juga bisa se-ahli itu. Soalnya aku adalah maniak mie, begitu juga Nadia dan bapaknya. Sedang si kecil sepertinya tinggal menunggu waktu saja kalau melihat semangat makannya yang begitu mengelora. Jadi kalau bisa bikin sendiri tentu jadi lebih sehat lagi khan karena pasti nggak pakai bahan pengawet.
Balik lagi ke Mie. Mie ini umumnya berwarna kuning, walaupun ada juga yang putih seperti kwietiau. Mie yang panjang itu dari bentuknya bisa dibedakan ada yang lurus dan keriting. Ada yang penampangnya bulat, pipih maupun persegi. Dari ukurannya ada yang tebal, tipis, halus maupun lebar. dan dari rasanya, ada yang garing, empuk bahkan alot [karena dicampur tepung kanji].
Caranya : Didihkan air di panci [boleh diberi sedikit minyak goreng]. Setelah mendidih, masukkan mie. Didihkan beberapa saat. Kalau Mie sudah mengapung artinya Mie sudah masak. Angkat dan tiriskan. Agar tidak saling melekat, segera siram mie dengan banyak air dingin lalu tiriskan. Mie pun siap diolah, baik untuk mie ayam, mie goreng dsb. Penyiraman dengan air dingin tidak perlu dilakukan apabila mie yang diserok itu langsung diolah. Umpamanya untuk mie ayam. dan supaya tidak saling melekat, mie yang baru diangkat segera dituang ke mangkuk berisi minyak. Lalu aduk.
Mie basah yang telah direbus dan diberi minyak suka dipakai penjual soto mie. Saat penggunaannya, mie itu dicemplungkan sebentar ke air mendidih untuk meluruhkan minyaknya. Tiriskan sebentar, segera disiram dengan kuah soto.
Mie dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa telur. Jadi teringat seorang chef yang bikin Mie homemade alias bikin sendiri. Ditarik...diulur trus diputer2 dan bim salabim bongkahan terigu lentur itu kemudian terurai menjadi sulur-sulur mie......wah jadi membayangkan seandainya aku juga bisa se-ahli itu. Soalnya aku adalah maniak mie, begitu juga Nadia dan bapaknya. Sedang si kecil sepertinya tinggal menunggu waktu saja kalau melihat semangat makannya yang begitu mengelora. Jadi kalau bisa bikin sendiri tentu jadi lebih sehat lagi khan karena pasti nggak pakai bahan pengawet.
Balik lagi ke Mie. Mie ini umumnya berwarna kuning, walaupun ada juga yang putih seperti kwietiau. Mie yang panjang itu dari bentuknya bisa dibedakan ada yang lurus dan keriting. Ada yang penampangnya bulat, pipih maupun persegi. Dari ukurannya ada yang tebal, tipis, halus maupun lebar. dan dari rasanya, ada yang garing, empuk bahkan alot [karena dicampur tepung kanji].
Mie sendiri ada yang dikeringkan disebut Mie Kering dan Mie Basah. Mie Basah ada dua macam ; ada yang dijual setelah direbus dulu dan diberi minyak supaya tidak lengket, ada pula yang dijual dalam keadaan belum direbus berlumuran tepung untuk mencegah saling melekat [yang ini disebut Mie Mentah]. Mie kering dan Mie Mentah harus direbus dulu sebelum diolah.
Caranya : Didihkan air di panci [boleh diberi sedikit minyak goreng]. Setelah mendidih, masukkan mie. Didihkan beberapa saat. Kalau Mie sudah mengapung artinya Mie sudah masak. Angkat dan tiriskan. Agar tidak saling melekat, segera siram mie dengan banyak air dingin lalu tiriskan. Mie pun siap diolah, baik untuk mie ayam, mie goreng dsb. Penyiraman dengan air dingin tidak perlu dilakukan apabila mie yang diserok itu langsung diolah. Umpamanya untuk mie ayam. dan supaya tidak saling melekat, mie yang baru diangkat segera dituang ke mangkuk berisi minyak. Lalu aduk.
Mie basah yang telah direbus dan diberi minyak suka dipakai penjual soto mie. Saat penggunaannya, mie itu dicemplungkan sebentar ke air mendidih untuk meluruhkan minyaknya. Tiriskan sebentar, segera disiram dengan kuah soto.