Sepertinya perhatianku terhadap Nadia sudah agak berkurang akhir-akhir ini. Walah padahal baru dikasih 2 titipan aja kok sepertinya sudah kelabakan. LAPEN Smt 2 - nya [Laporan Pendahuluan]yang terbuka di hadapanku, sedikit banyak mencerminkan kegigih dan keberhasilannya beradaptasi dengan lingkungan barunya. Aku menyadarinya tetapi aku mulai jarang mengapresiasi. Gadisku ini memang mandiri dan selalu berusaha untuk menyenangkan hatiku.
Lapen itu kutrima hari Sabtu kemarin bersamaan dengan kegiatan Persami Nadia. Jadi saat pengambilannya dia tidak bisa menemaniku dan tidak bisa segera mengetahui hasilnya. Alhamdulillah nilai-nilainya di atas KKM semua tidak ada lagi angka tujuh bertengker di situ seperti hasil Lapen pada semester 1-nya yang dihiasi dengan banyak angka tujuh.....Yah mendapat nilai tujuh saja sudah menyenangkan hatiku saat itu karena aku menyadari proses dia untuk belajar kembali memahami "Bahasa Ibu"-nya. Aku masih ingat betapa sulitnya dia memahami soal-soal yang diajukan pada saat dia mendaftar di SD Istiqomah tersebut.......xixixi. Pertanyaan sederhana saja dia tidak bisa menjawab karena dia sama sekali nggak ngerti maksud pertanyaan tersebut. Wong konsep Bahasa Inggrisnya masih melekat kuat.
Sepulang dari OZ. Hal pertama yang menjadi perhatian kami adalah kelangsungan pendidikan Nadia. Setelah survey dan mencari beberapa sekolah dan mempertimbangkan beberapa hal akhirnya kami memutuskan Nadia harus bersekolah di Sekolah Islam Terpadu. Dan pilihan jatuh ke SDIT Istiqomah Balikpapan yang alhamdulillah masih menerima murid baru pindahan. Proses wawancara orang tua dan test kemampuan kami harus lalui. Nah saat test kemampuan akademik inilah nilai Nadia benar-benar ko....lah iya dia cuma bisa memahami bahasa Indonesia sehari-hari yang biasa dia dengar kalau ibunya bicara dengan bapaknya. Sedangkan Bahasa Indonesia yang baku seperti soal-soal ya belum.......Tetapi untunglah karena sekolah tersebut sudah terbiasa dengan anak-anak pindahan dari luar negeri yang kondisinya kayak Nadia gini jadi hal ini bukan menjadi penilaian satu-satunya.
Begitu masuk
No comments:
Post a Comment