Copas:
(dgn editing)
.....
Empat kepala lapas dari B, A C, dan I sepakat saling mengadakan kunjungan kerja untuk mencari tahu jenis kejahatan yang sering terjadi di negara mereka.
Negara B mendapat kesempatan pertama. Dengan wajah sedih, si kepala lapas mengajak ketiga rekannya ke penjara yang hampir kosong.
"Beginilah kondisi penjara kami. Kosong melompong. Kami kekurangan penjahat. Beberapa penjara bahkan terpaksa tutup karena tidak berpenghuni," katanya menjelaskan pada 3 rekannya yang lain.
Kepala sipir dari negara A, K, dan I melongo.
Negara A mendapat kesempatan kedua. Kepala sipir membawa tamunya ke penjara yang walaupun cukup mewah, tapi sangat menyeramkan dan terisolasi dari dunia luar.
Kepala sipir dari negara B terkaget-kaget. Dia kemudian bertanya, kejahatan apa yang telah dilakukan oleh narapidana-narapidana yang wajahnya menyeramkan tersebut.
"Kebanyakan mereka anggota geng, pengedar narkoba, psikopat dan pembunuh massal," jawab kepala sipir dari negara A.
Kesempatan ketiga jatuh pada negara K. Si kepala lapas membawa ketiga rekannya ke penjara yang sangat mengerikan, dengan wajah-wajah narapidana yang membikin bergidik mental orang yang melihatnya.
"Mereka kebanyakan produsen, penyelundup, dan pengedar narkoba," jelasnya. "Kami kewalahan dengan mereka. Kami kekurangan penjara. Bagaimana jika mereka kami kirim ke negaramu?" Tanya kepala lapas kepada tamunya yang dari negara B.
Kepala lapas dari negara B tertawa.
Dan kesempatan terakhir datang pada negara I. Tuan rumah membawa tamunya ke penjara yang bangunannya cukup tua. Yang membuat tamu-tamunya keheranan adalah wajah-wajah penghuni penjara yang jauh berbeda dengan penjara-penjara di negara A dan negara K. Wajah-wajah mereka jauh dari kesan pelaku kriminal. Tidak bisa dibandingkan dengan penjahat dari negara A dan negara K. Bahkan di antara mereka, ada ibu-ibu dan beberapa remaja yang jadi narapidana.
"Apa kejahatan mereka?" Tanya tamu dari negara B.
"Mereka kebanyakan narapidana atas kasus UU ITE, penyalahgunaan informasi elektronik," jawab kepala lapas negara I.
"Mereka hacker? White collar criminal? Pencuri data perbankan? Penipu online?" Tanya tamu dari negara A.
"Oh bukan. Mereka ditangkap karena sering mengkritik pemerintah melalui Facebook, Twitter, dan medsos lainnya," tuan rumah menjelaskan.
Kepala lapas dari negara B, A dan K tertawa terpingkal-pingkal.
Photo : by hani
Istana Bogor
13 Januari 2019
No comments:
Post a Comment