Dulu, jaman aku masih kecil, ngomong ngini ke ibunda tercinta pasti sambil senyum akan dikomentari "kebanyakan nonton sinetron"....he...he...he... Tapi nggak salah juga, emang aku dulu adalah pecinta sinetron dan film. Bahkan pernah dulu banget (aku masih inget), waktu itu seperti biasa kami lagi asyik duduk-duduk di ruang tengah sambail nonton TV....(aku lupa waktu itu topik pembicaraannya apa) cuman yang membekas adalah celetukan ibu "Ibu mungkin memang bukan jenis ibu yang akan mengucapkan kata-kata cinta terus menerus kepada anaknya, ataupun mengelus-elus rambutmu setiap saat, ataupun memelukmu di manapun engkau berada. Seperti di sinetron--sinetron itu. Tapi ibu memang punya cara tersendiri untuk mendidik kalian." Saat itu mungkin kami sedikit heran, "Why Mom? Apa yang salah dengan mengucapkan "I love you", mencium ataupun memeluk anakmu sendiri?". Dasar emang telmi aku waktu itu.
Ya...bagaimana mengkin aku mengharapkan ibuku yang dilahirkan di jaman yang berbeda berbuat seperti itu. Di jaman beliau kedekatan antara orang tua kadang masih terkesan formal....kalau tidak salah Mbak Kung dulu adalah salah satu perangkat desa. Dan kalau menilik cerita dari para bulek, kadang aku membayangkan kehidupan mereka seperti di jaman Belanda. Dimana bahkan untuk menghadap Romo-nya saja seorang anak harus minta ijin....he....he....he...Mungkin ini hanya imajinasiku saja.
Tapi sebenarnya ibu kami sangat mencintai kami. Dibalik kesibukan beliau mengajar, beliau masih sempat mengurus ke tujuh anaknya yang bandel-bandel. Menyiapkan makan kami, mencucikan baju kami, pusing tujuh keliling mencarikan dana sekolah kami, menjaga semalaman kalau kami sakit (I remember this), mencarikan sekolah-sekolah kami. Di mataku saat itu Ibuku adalah wanita perkasa, walau kadang terselip kejengkelan karena begitu banyak aturan yang harus ditaati. Ya, sebagai perempuan yang dibesarkan dalam budaya Jawa dan Lingkungan Agama yang kuat maka wajarlah kalau ibuku mengharapkan diriku tumbuh selayaknya menjadi perempuan seutuhnya. What is that?....he...he..... Sayang, saat aku itu aku lebih memilih untuk menjadi anak perempuan tomboy....sekarang kadang aku terpikir apa yang dibicarakan bapak dan ibu tentangku saat itu ya? Punya anak perempuan yang lebih suka nongkrong di atas atap rumah, berburu mangga tetangga, berburu layang-layang yang jatuh ke atap, lari-lari di atap rumah tetangga, main air ketika hujan turun hingga kadang masuk ke rumah tetangga, berkelahi dengan anka lelaki. Saat itu bapak dan ibu mungkin di cap sebagai ortu yang nggak bisa mendidik anak-nya. Maafkan kami ya Pak-Bu.
Kadang kalau aku berpikir lagi. Seandainya waktu itu kuturuti nasehat ibu untuk belajar masak dari beliau (saat muda ibuku jago masak loh), tentu saat ini aku nggak perlu setiap hari buka internet hanya untuk berburu resep masakan sederhana.....he....he...Tapi masih ada sisi positif diriku karena mematuhi titah ibuku yaitu aku jadi anak yang rajin kalau di suruh berbenah. Ini masih membekas sampai sekarang. Kalau pulang ke Sby maka Bapak selalu comment "Pasti ini Kerjaannya Dian", kalau beliau susah mencari file yang biasa dibiarkan berserakan di mana2....he...he....Cleaning Service-nya datang Pak. Suami juga suka bingung karena aku kok hobinya mindah-mindah tatanan barang-barang, nggak pernah minta bantuan, tiba-tiba lemari atau sofa bisa pindah letak....he...he...(kata bapak Dian itu kalau malam dibantu sama kurcaci). Jadi sim salabim tiba-tiba rumah yang berantakan hari ini....besok pagi sudah cling.
Kembali lagi ke pokok bahasan, aku kini harus menghadapi seorang anak yang dilahirkan dalam jaman yang berbeda denganku. Nggak cuma berbeda jaman, dia juga berkembang dalam budaya yang berbeda dengan budaya aslinya. Kata I love you Mom, Cium mama, Peluk Mama, Mengkritik Mama sudah menjadi bagian sehari-hari kehidupannya. Dan aku mulai terbiasa. Kubiarkan dia menjadi dekat dengan-ku karena aku ingin selalu menjadi ibu, teman, dan sahabatnya. Aku ingin dia selalu terbuka kepadaku. Aku ingin berkembang bersamanya. Aku menanamkan dalam hatiku (walau kadang ke-akuan sebagai orang yang lebih tua menguasaiku) bahwa orang tua-pun bisa salah.
Hingga hari ini aku masih yakin, dia mencintai-ku.......walau kadang dia jengkel karena permintaannya tidak selalu kami penuhi.....walau kadang dia marah meluap karena aku menyebabkan dia terlambat sekolah.....walau kadang dia protes ketika aku tidak segera masak karena badanku remuk redam habis bekerja.....walau kadang dia mengomel karena aku tidak mendengar apa yang dia bicarakan ketika aku asyik nonton film favoriteku.....walau kadang dia merenggut kalau kuminta dia untuk berhenti bermain dan mulai belajar. Dia tetap mencintaiku, dan aku yakin itu. Kenapa?
Karena dia masih bercerita tentang dunia-nya padaku....karena dia masih selalu mengucapkan terima kasih dan memuji masakanku....karena dia selalu memujiku sebagai Mama Genius-nya kalau aku bisa menebak dan membantu memcahkan masalahnya (he....he....he.....berlebihan betul tuh anak).....karena dia masih suka membantu pekerjaan rumah.......karena dia selalu memberikan surprise2 hadiah kecilnya untukku....Untuk Mama Tercinta-nya.
Dan Hari ini dia memberiku Setangkai Bunga yang di iringi dengan kata-kata
"LOVE FROM NADIA AND DAD"