Membaca sebuah postingan di Milis MIIAS (Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan). Mengelitik ingatan-ingatanku. Disebutkan di sana bahwa salah satu amalan yang terbalik dilakukan adalah
"Amalan Selamatan beberapa malam setelah saudara/keluarga/tetangga kita meninggal". Rasulullah mengajurkan tetangga yang tertimpa kesusahan untuk memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka guna meringankan kesedihan dan kesusahan mereka. Bukannya malah keluarga yang meninggal yang harus menyediakan makanan/minuman bagi para pelayat. Tidakkah kita harusnya khawatir bakal termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh yang meninggal atau harta peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam?
Aku jadi ingat ketika aku masih kecil. Bapak kadang pulang dari suatu acara selamatan membawa "berkatan" yang biasanya berisi nasi serta lauk pauk ditambah dengan makanan kecil dalam wadah "Ceting" atau "Besek", dan dengan perkembangan jaman bentuknya jadi box-box cantik. Dan Bapak tidak pernah kulihat sekalipun ikut memakan makanan itu. Sedangkan kita anak-anaknya senang banget mendapatkan camilan.....sampai pernah suatu kali aku bertanya kepada Bapak mengapa beliau tidak pernah mau makan nasi berkatan. Jawaban beliau persis sama "Bapak takut termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh almarhum". Dan saat itu aku cuma menjawab oh.....oh.......tanpa tahu artinya.
"Amalan Selamatan beberapa malam setelah saudara/keluarga/tetangga kita meninggal". Rasulullah mengajurkan tetangga yang tertimpa kesusahan untuk memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka guna meringankan kesedihan dan kesusahan mereka. Bukannya malah keluarga yang meninggal yang harus menyediakan makanan/minuman bagi para pelayat. Tidakkah kita harusnya khawatir bakal termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh yang meninggal atau harta peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam?
Aku jadi ingat ketika aku masih kecil. Bapak kadang pulang dari suatu acara selamatan membawa "berkatan" yang biasanya berisi nasi serta lauk pauk ditambah dengan makanan kecil dalam wadah "Ceting" atau "Besek", dan dengan perkembangan jaman bentuknya jadi box-box cantik. Dan Bapak tidak pernah kulihat sekalipun ikut memakan makanan itu. Sedangkan kita anak-anaknya senang banget mendapatkan camilan.....sampai pernah suatu kali aku bertanya kepada Bapak mengapa beliau tidak pernah mau makan nasi berkatan. Jawaban beliau persis sama "Bapak takut termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh almarhum". Dan saat itu aku cuma menjawab oh.....oh.......tanpa tahu artinya.
No comments:
Post a Comment