Jadi emak-emak yang harus mulai lagi ikut belajar di sebuah kelas, jujur membutuhkan energi extra. Karena keinginan yang kuat untuk bisa menguasai materi [eman-eman sudah jauh-jauh menempuh perjalanan, menembus panas dan hujan, mengurangi jatah istirahat, menanguhkan setumpuk pekerjaan rumah], maka aku harus sering bertempur dengan lelah yang teramat sangat karena ketidak efektifkanku dalam belajar.
Walau setiap hari sudah selalu menyisihkan
waktu untuknya. Namun begitulah…tanpa mengkambing hitamkan tugas emak-emak yang pikirannya harus terbagi-bagi
antara ibadah, urusan tetek bengek rumah tangga, menemani tumbuh kembang anak,
plus urusan kemasyarakatan [weleh duwur ki bahasane], maka aku mulai merasa
mengalami degradasi kemampuan menghafal yang fatalnya dalam belajar bahasa ini
menjadi syarat mutlak kemampuan yang harus dimiliki.
Berbagai cara kulakukan, dan anehnya
setelah kuanalisa cara yang kulakukan selalu muter pada 3 hal yang dikenal
dengan istilah (istilah inipun baru pertama kali aku tahu...jadul ya) : TRIPLE
COMBO
TRIPLE COMBO ini menyatakan bahwa
meskipun ada yang mengatakan bahwa tipe belajar manusia itu ada 3 macam yaitu
AUDITORIAL – VISUAL – KINESTETIK. Namun faktanya, semakin banyak indera yang
kita gunakan saat belajar maka akan semakin banyak informasi yang bias terserap.
Jadi menurut teori ini, cara yang
paling efektif yaitu sebagai berikut : Pertama-tama bacalah dan pahami materi
pelajarannya (visual), bacalah sambil mengucapkanya (auditorial), lalu setelah
itu tulisakan hal-hal yang kamu pelajari di buku catatan (kinestetik). Karena fakta
tambahan, mengatakan bahwa menulis dengan tangan jauh lebih menyerap informasi
daripada mengetik.
Semua itu sudah kulakukan : Baca
materi dengan komat-kamit menghafakannya, setelah itu dibaca sampai anakku kadang
heran kok mama masih juga menghafalkan sesuatu yang hampir sama dengannya…hihihi.
Malah kadang ikut membetulkan. Sudahlah kutendang jauh dulu rasa Maluku….hihihi..
Trus berlembar-lembar kertas sudah kuhabiskan untuk menulisnya. Namun ya itu
tadi tetap saja belum mudah juga tuh hafalannya nyantol di pikiranku.
Nah saat membaca di sebuah situs,
baru menemukan sebuah metode belajar yang disebut POMODORO yang diciptakan
Francesco Cirilio. Sebenarnya nggak jauh-jauh juga dengan apa yang sudah
kulakukan selama ini dengan keharusan memiliki kemampuan Multi Tasking sebagai
emak-emak rempong….hehehe. Dengan kewajiban untuk tetap menjalankan tugas-tugas
negara maka selama ini kalau belajar ya disambi-sambi. Setelah belajar beberapa
menit trus harus meriksa cucian, belajar lagi trus harus diselingi njemur baju pumpung
matahari sedang baikan muncul, balik ke meja tak lama kemudian harus siap2 menyiapkan
makanan. Balik lagi ke meja, beberapa menit lagi trus harus jemput anak. Jadi
pecahlah konsentrasi sebentar-sebentar. Maka menghafal menjadi sebuah siksaan
bagiku….. hehehe.
Tapi bukan tipe fighter kalau kita nggak
mau cari solusi. Nah si POMODORO ini yang mau kucoba diterapkan. POMODORO
sendiri ternyata turunan dari hasil penelitian yang menemukan bahwa manusia
rata-rata bisa mencapai focus terbaiknya selama lebih kurang 25 menit.
Jadi garis besar tekniknya adalah sebagai berikut :
Jadi garis besar tekniknya adalah sebagai berikut :
- Siapkan tugas yang mau kamu kerjakan.
- Set timer di HP kamu selama 25 menit.
- Kerjakan tugas kamu dengan fokus, sampai timer berbunyi. Ingat, selama 25 menit ini, kamu nggak boleh mengerjakan apapun—termasuk ngelirik hape—selain belajar. 25 menit inilah yang disebut sebagai “jendela kerja”.
- Setelah timer berbunyi, berhentilah bekerja, meskipun tugas yang kamu kerjakan itu belum selesai.
- Istirahatlah selama 3-5 menit. Kamu bisa mengisi waktu istirahat ini untuk ke toilet, minum, stretching, ngerjain tugas tetek bengek rumah atau cek hape kalau-kalau ada pesan penting.
- Setelah empat “jendela kerja” berlalu, kamu boleh istirahat panjang sekitar 15-30 menit.
Menurut penelitian Staffen Noteberg, seorang
lulusan Royal Institute of Technology di Stockholm yang mengajarkan Teknik
Pomodoro, teknik ini digunakan banyak orang karena si konsep “jendela kerja”
memang efektif untuk menghindari distraksi.
Kenapa setiap 25 menit kita harus istirahat?
Supaya nggak bosan.
Trus, kenapa break-nya sebentar banget?
Supaya kamu nggak kebablasan melakukan hal-hal lain yang menyita waktu.
Kok kayaknya teknik belajar ini bikin terpenjara
banget, ya? Sebetulnya nggak, kok. Tujuan utama teknik ini sebenarnya
membiasakan otak kamu untuk tetap fokus dalam mengerjakan satu hal. Kalau otak
kamu mulai terbiasa bekerja seperti itu, lama-lama kamu nggak butuh timer
lagi. Kamu jadi bisa mengatur fokusmu sendiri, tanpa banyak terdistraksi.
Note buat teman-teman seperjuangan :
Note buat teman-teman seperjuangan :
Dan kalau masih punya anak balita…..ehmmmm.
Jangan protes ya. Seperinya tetap harus cari cara lain lagi, karena si balita
tetaplah sesuatu yang tak bisa diprediksi waktu & kebutuhannya….hahaha.
Resource :
https://www.hipwee.com
Salatiga, 13-12-2017
#belajarbahasaarab