Nadia sudah memulai kehidupan sebagai remaja di sebuah
institusi yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Kalau dulu di SDIT dia
memiliki lingkungan yang cukup kondusif untuk tumbuh memahami aturan-aturan
dalam agamanya. Maka kini kami memilih untuk mencemplung-kan dia di kawah
Candradimuka. Dimana dia akan bertemu dengan lebih banyak tantangan-tanganan
baru dalam kehidupan bermasyarakatnya.
Dan mempraktekkan apa yang selama ini diyakininya.
Dan seperti yang sudah kuduga, berbagai pertanyaan
mulai bermunculan. Gegar Budaya tentu saja ada. Namun alhamdulillah dia tidak
pernah segan bertanya dan bercerita mengenai apa yang dialaminya di sekolah
barunya. Dan biasanya kami selalu minta pendapat dia mengenai “Kejadian” yang dia ceritakan. Dan
alhamdulillah dari cerita dan pendapat-pendapat-nya kami jadi paling tidak
memahami apa yang dia rasakan dan kemampuan dia untuk memahami sebuah tantangan
dan menyelesaikannya. Bismillah semoga komunikasi kita bisa tetap saling terjaga
ya nduk walau dirimu setiap hari semakin beranjak dewasa dan mulai memiliki
duniamu sendiri dan mungkin makin tidak membutuhkan mama.
Dan dari cerita-cerita serunya, tahu kalau malam
ini mamanya lagi belum masak, Nadia tiba-tiba mencetuskan ide untuk mentraktir
kita di tempat dia kadang-kadang makan siang bersama teman-temannya sambil menunggu
jadwal extrakurikuler pramukanya……Walah SMP aja kok ya sudah punya tempat
kongkow toh nduk….:). Jadilah malam itu kita ditraktir “Mie Tapuk” untuk
pertama kalinya. Begitu masuk ke TKP walah hidungku rasanya sudah ketapuk sama
Rasa Pedas. Padahal benar nggak ada baunya tapi nih hidung maunya bersin
terus-terusan…..hehehe. Dan emang benar sesuai dengan rekomendasi-nya. Mie
Goreng yang level-1 dan Nasi Goreng level 2 benar-benar bikin lidah menari-nari
liar kepedasan…..hahaha. Tapi rekomendasi dia untuk pesan es the Jumbo benar-benar
menyelamatkan. Sedangkan Naila kecil cukup asyik dengan sepiring Nasi Putih dan
Kornet plus telur. Bahkan Menu Makanan Adiknya itu malah mencetuskan ide-nya
untuk menjadi menu alternative makan siangnya. Murah Meriah dan Kenyang…..:).
Sebenarnya ada sedikit rasa jengah saja setiap
Nadia berkeinginan mentraktir kita. Dan sebagai orang tua, aku selalu saja
berkeinginan untuk apa ya istilahnya mbayarin aja deh, soalnya kasihan juga dia,
baru juga belajar ngumpulin uang dari jualan kecil-kecilan, trus dia juga hanya
mendapat uang saku bulanan yang tidak terlalu besar kalau dibandingkan dengan
teman-temannya (kutahu dari cerita-ceritanya yang heboh tentang teman-temannya).
Tapi anak ini memang kelihatannya cukup mampu mengatur keuangannya.. Dan bapaknya yang selalu yakin pada anaknya selalu
mencegah dengan alasan. “Biarkan saja ma, dia akan tumbuh dengan kebiasaan
berbagi. Dan lihat betapa percaya dirinya dia kala dia membayar ke kasir-pasti
dia bahagia bisa mentraktir kita kedua orang
tuanya.”
Terima Kasih Gadis-ku karena hari ini sudah ditapuk
sampai klenger dengan “Mie Tapuk” adalanmu dan yang terpenting kau mau memperkenalkan
kami kepada dunia-mu….:)
You’re Growing Up !!!